DEMOKRASI.CO.ID - Ruhut Sitompul bercuit melalui akun Twitter pribadinya, Selasa (18/8/2020). Diduga, cuitan itu menanggapi deklrasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Politikus PDIP itu menegaskan, Pemerintahan Joko Widodo dan elite politik pendukung pemerintah tidak anti kritik.
“Cuma lucu saja lihat pengkritik ada yang sudah dapat kesempatan, kita rakyat Indonesia tidak ada yang merasakan apa yang mereka perbuat untuk NKRI sampai dicopot,” tulis Ruhut.
Politisi berlatar belakang advokat itu lantas menyinggung mereka yang menjadi barisan sakit hati.
“Jadilah BSH (Barisan Sakit Hati-red) MERDEKA,” sambung Ruhut.
Kepada JPNN, Ruhut pun mengakui cuitannya itu ditujukan kepada tokoh-tokoh yang telah mendeklarasikan KAMI sebagai gerakan moral.
“Oh iya. Ya kita semua sudah diberi kesempatan. Bekerjalah dengan baik,” ujarnya.
Ruhut lantas melontarkan pernyataan dengan nada sindiran. Namun ia tak menyebut nama.
“Jangan manakala kesempatan itu sudah tidak datang, eh kenapa jadi lupa menunjuk hidung kita sendiri,” tutur dia.
“Hidung orang lain yang kita tunjuk,” sambungnya.
Ruhut menyebut, tokoh-tokoh KAMI yang pernah menduduki jabatan di pemerintahan termasuk era pemerintahan Presiden Jokowi.
Ada yang menjabat komisaris BUMN, menteri koordinator, hingga mendapat mandat khusus dari Presiden Jokowi untuk urusan dunia internasional.
Ruhut menganggap, para insiator dan deklarator KAMI itu adalah orang-orang yang sudah tenggelam.
Akan tetapi, mereka malah mengaku ingin menyelamatkan kapal yang tengah berlayar.
“Oleh karena itu, janganlah orang yang tenggelam, mau menyelamatkan kapal lagi berlayar, dinakhodai Pak Jokowi menuju Indonesia baru,” sindirnya.
“Mereka kan sudah kapal karam, sudah masa lalu,” tandas mantan Anggota Komisi III DPR ini.
Untuk diketahui, KAMI resmi dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).
Deklarasi KAMI itu dimotori presidium seperti Prof Din Syamsuddin, eks Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo, mantan Sekretaris BUMN M Said Didu.
Kemudian pakar hukum tata negara Refly Harun, ekonomi Ichsanuddin Noorsy, mantan Anggota Komisi III DPR Ahmad Yani, Adhie M Massardi, dan banyak tokoh lainnya.