logo
×

Sabtu, 29 Agustus 2020

Sindiran Megawati ke Banyak Pihak Incar Kursi Presiden di KAMI

Sindiran Megawati ke Banyak Pihak Incar Kursi Presiden di KAMI

DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melontarkan kritik atas deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Megawati menilai banyak pihak yang mengincar kursi presiden di koalisi yang diinisiasi Gatot Nurmantyo dkk itu.

KAMI tepatnya dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada 18 Agustus 2020. Mereka yang hadir dalam deklarasi KAMI antara lain Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Refly Harun, Said Didu, Rocky Gerung, Ichsanuddin Noorsy, dan Ahmad Yani, sampai Amien Rais.

Nah, deklarasi KAMI kemudian disinggung Megawati di acara sekolah partai. Menurut Megawati, banyak sekali yang berkeinginan menjadi Presiden RI di KAMI.

"Jadi kemarin-kemarin ini ada pemberitaan, ada orang kan yang membentuk KAMI, itu KAMI. Di situ kayaknya banyak banget yang kepengin jadi presiden," ujar Megawati saat membuka Sekolah Partai Angkatan II bagi Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah PDIP secara virtual, Rabu (26/8).

Sejumlah tokoh nasional deklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Lapangan Tugu Proklamasi. Din Syamsuddin-Gatot Nurmantyo hadir di acara itu.

Soal banyaknya orang yang dinilai Megawati ingin jadi presiden di KAMI, Presiden ke-5 RI itu menekankan, siapa pun yang ingin menjadi RI-1 harus didukung parpol. Alasannya, presiden juga butuh dukungan suara koalisi di parlemen, salah satunya dalam hal kebijakan seperti masalah UU.

"Banyak orang yang tidak berpartai mencoba masuk lewat independen. Tidak ada salahnya, hanya jangan lupa, independen kalau jadi, dia tidak punya fraksi lho. Jadi bagaimana kalau akan bicarakan namanya pemerintahan di daerah, kan harus ada to pemerintahan melalui bupati/wali kota/gubernur, kan harus bicara dengan DPRD I atau nasional," kata Megawati.

Lebih jauh, Megawati menyarankan agar KAMI membentuk partai politik saja. "Saya itu mikir, lah daripada bikin KAMI seperti itu, kenapa ya nggak dulu bikin partai ya," ujarnya.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: