DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah kabar mengejutkan datang dari Afrika. Direktur Badan Intelijen Israel (Mossad) Yossi Cohen dilaporkan sedang melakukan pertemuan dengan ketua Dewan Kedaulatan Sudan, Mohamed Hamdan Dagalo.
Ini bukan pertemuan biasa, tapi mereka sedang membahas rencana Sudan mengikuti jejak Uni Emirat Arab untuk menormalisasi hubungan alias berdamai dengan Bangsa Yahudi itu.
Menurut kantor berita Israel, Jerusalem Post dikutip VIVA Militer, Sabtu 22 Agustus 2020, kabar itu telah media Qatar, Alarabi Aljadid.
Disebutkan agen-agen Mossad mengadakan pertemuan dengan petinggi Sudan ditemani sejumlah pejabat senior Uni Emirat Arab.
Dan perdamaian antara Sudan dengan Israel dipastikan terwujud dalam beberapa saat lagi sebab sudah mendapatkan persetujuan dari Dewan Militer Sudan.
Sebelumnya VIVA Militer pun telah memberitakan tentang niat dari Ketua Dewan Kedaulatan Sudan atau Kepala Negara Transisi Sudan Letnan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan untuk menyepakati perdamaian dengan Israel.
Niat itu Jenderal Abdel Fattah itu diungkapkan saat bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
“Israel, Sudan dan seluruh wilayah akan mendapat keuntungan dari perjanjian perdamaian dan bersama-sama dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi semua rakyat di wilayah itu. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mewujudkan visi ini,” tulis Netanyahu ketika itu.
Jika perdamaian itu benar-benar terjadi, maka Sudan merupakan negara muslim keempat yang telah menyatakan berdamai dengan Israel. Sebelumnya sudah berdamai Uni Emirat Arab, Mesir dan Yordania.
Uni Emirat Arab merupakan negara terbaru yang berdamai dengan Israel. Dan Netanyahu menyatakan dengan gamblang bahwa perdamaian dengan UEA merupakan hasil kerja keras Mossad. Selama bertahun-tahun melalui operasi senyap Mossad melobi UEA untuk berdamai.
Perlu diketahui pula, selain Sudan. Mossad dalam operasi senyapnya sedang menargetkan untuk menjaring 3 negara muslim lainnya, mulai dari Bahrain, Maroko dan Oman.