logo
×

Rabu, 05 Agustus 2020

Sandiaga Sebut 25% Masyarakat Tak Bisa Belanja Tanpa Utang

Sandiaga Sebut 25% Masyarakat Tak Bisa Belanja Tanpa Utang

DEMOKRASI.CO.ID - Pengusaha Nasional Sandiaga Salahuddin Uno menilai kondisi ekonomi masyarakat Indonesia di tengah pandemi COVID-19 terus menurun. Kondisi ini dikhawatirkan bisa terus berkepanjangan.

Menurut survey yang dia miliki, sebanyak 67% masyarakat merasa perekonomian dalam keluarga semakin hari semakin memburuk. Sandi juga menyebutkan pandemi telah mengakibatkan setidaknya sudah ada 1,2 juta pekerja di Indonesia yang dirumahkan dan terancam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Data hasil surveinya ada sebanyak 25% dari masyarakat Indonesia menyatakan sudah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.

“Berarti ekonomi keuangan mikro butuh satu suntikan bagaimana paket-paket yang diluncurkan pemerintah dan juga kerja sama dengan dunia usaha bisa menolong masyarakat yang tadinya masuk kelas menengah, kini masuk ke klasifikasi masyarakat rentan miskin,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).

Menurut Sandi, pandemi COVID-19 ini membuktikan bahwa prinsip ekonomi yang baik adalah ekonomi yang memberikan keleluasaan atau kelonggaran kepada para usahawan yang sedang membutuhkan.

Dia juga menilai dunia usaha harus melakukan kolaborasi jika ingin bertahan. Tujuannya untuk menumbuhkan inovasi, membangun network, memangkas biaya bisnis dan bisa menyelesaikan masalah. Melalui kolaborasi, dua usaha berbeda dapat melengkapi kelemahan satu sama lain, sehingga kinerjanya dapat lebih efektif dan efisien dan keduanya mendapatkan win-win solution

“Dari kolaborasi juga bisa belajar banyak hal baru dari mitra yang bisa meningkatkan kemampuan usaha kita menyampaikan value,” tegasnya.

Menurut Sandiaga, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam membentuk kolaborasi yang tepat dalam situasi new normal. Salah satunya adalah memperhatikan cakupan dan durasi kolaborasi karena kolaborasi bukan open-ended. Pastikan kolaborasi sesuai target.

Selain itu, penting pula untuk memperhatikan tren konsumen yang sangat dinamis dan berubah-ubah secara cepat dan memaksimalkan digital marketing untuk menggaungkan kolaborasinya. Perlu juga ditinjau melalui monitoring dan evaluasi dari kolaborasi itu.

“Kuncinya kita harus bisa beradaptasi dengan hasil outcome dan performa dari kolaborasi untuk menentukan whether to stop or lanjut,” tegasnya.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: