DEMOKRASI.CO.ID - Jurang resesi di depan mata. Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno menilai pemerintah tidak bisa mengharapkan perubahan dalam waktu singkat dalam perbaikan kondisi ekonomi.
"Kita jangan main sulap atau pakai rumus sim-salabim untuk membenahi ekonomi. Nanti kita frustrasi sendiri. Berharap ada perubahan cepat dalam waktu singkat/kilat," kata Hendrawan kepada wartawan, Senin (31/8/2020).
Menurut Hendrawan, resesi adalah fenomena umum. Ia pun meminta pemerintah menjaga dan mengelola kebijakan terkait ekonomi dengan baik.
"Jadi yang harus kita jaga, kebijakan ekonomi kita buat dengan konsisten dan realistis. Besaran-besaran ekonomi makro, seperti konsumsi agregat, investasi, belanja pemerintah, ekspor-impor, kita kelola dengan baik. Sinergitas kebijakan sektor moneter, fiskal dan sektor riil, harus terus dimaksimalkan," ujar Hendrawan.
"Kredibilitas dan penguatan fundamental ekonomi nasional itu hasil dari kebijakan ekonomi yang tepat dan kerja keras yang panjang. Tidak ada komentar kemarin, terus tanya besok apa yang harus kita lakukan," lanjut dia.
Sebelumnya, Menkopolhukam Mahfud MD menyebut Indonesia akan dilanda resesi ekonomi bulan depan. Kendati demikian, resesi itu tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis ekonomi.
"Sementara kehidupan ekonomi turun terus. Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia," katanya saat memberikan sambutan dalam acara temu seniman dan budayawan Yogya di Warung Bu Ageng, Jalan Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (29/8).
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto justru melihat ada tanda-tanda ekonomi Indonesia akan pulih. Airlangga meyakini kondisi ekonomi RI kian membaik jika dilihat dari indikator berbagai indeks, seperti pasar modal dan nilai tukar rupiah.
"Kalau kita lihat dalam situasi seperti ini, kita melihat bahwa stock market kita (IHSG) dari yang terendah bulan April 3.000an, indeks rupiah di atas Rp 16.000. Nah sekarang semuanya sudah terlihat dalam jalur yang lebih trending positif," ujarnya dalam acara Kampanye Penggunaan Masker di Kawasan Stadion Utama GBK Senayan, Jakarta, Minggu (30/8).
Fraksi-fraksi di DPR pun turut bersuara soal ancaman resesi. Fraksi NasDem meminta pemerintah menunda pembangunan infrastruktur dan lebih fokus meningkatkan daya beli masyarakat.
Di sisi lain, Partai Golkar melihat ada secercah harapan, meski tetap mewanti-wanti semua pihak bekerja keras agar Indonesia tak terjerembap terlalu dalam. Sementara itu, PAN menilai resesi adalah sebuah keniscayaan. Yang terpenting menurut PAN bukan soal resesinya, namun syarat fundamental untuk membangkitkan ekonomi harus terpenuhi.(dtk)