DEMOKRASI.CO.ID - Berhentinya ratusan dokter residen RSUP Kandou Manado, Sulawesi Utara untuk merawat pasien Covid-19 merupakan hal yang wajar.
Karena, para dokter residen yang merupakan seorang dokter yang tengah menjalani pendidikan untuk menjadi dokter spesialis sangat membutuhkan biaya untuk membiayai uang kuliah tunggal (UKT).
“Menurut saya sikap dokter residen sudah tepat. Mereka kan seperti dijanjikan makan roti tapi hanya di alam angan-angan, tapi kenyataannya hanya dikasih makan singkong,” ujar pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/8).
“Ya jelas mereka kecewa terhadap Jokowi yang pernah berjanji untuk memberikan insentif bagi petugas medis yang menangani Covid-19,” imbuhnya menegaskan.
Karena kata Saiful, seorang tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 harus bertaruh nyawa dengan bergelut melawan virus corona.
“Saya kira kalau Jokowi, kalau ada pada posisi mereka juga akan melakukan hal yang sama. Sangat normal apabila mereka protes dengan berhenti merawat pasien Covid-19. Dan ini sangat berbahaya, kalau tidak segera disikapi oleh pemerintah,” katanya.
Bahkan, lanjutnya, jika tidak segera disikapi pemerintah, akan berdampak luas hal tersebut akan kembali terjadi.
“Kalau ini semakin meluas, maka bukan tidak mungkin penyebaran Covid-19 akan justru semakin ganas kalau dokter residen melakukan mogok kerja,” tekannya.
“Memang sekali-kali perlu juga seperti yang dilakukan dokter residen itu, karena kadang memang harus protes dulu baru didengar oleh pemerintah,” pungkas Saiful.