DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Mahkamah Konstitusi pertama (2003-2008) Prof Jimly Asshiddiqie blakblakan soal godaan iblis ketika menyidangkan sengketa hasil Pilpres 2004.
Saat itu merupakan pertama kalinya MK yang berdiri pada 2003, mengadili sengketa Pemilu. Tokoh asal Palembang, Sumatera Selatan ini, mengaku sejak awal sudah mencium bakal ada yang menggugat.
“Oh ya, itu pertama kali Pemilu dan Pilpres, 2004, tapi belum ada perkara. Tetapi sudah saya cium akan ada perkara,” ucap Prof Jimly dalam program NGOMPOL (Ngomongin Politik) yang tayang di Channel Youtube JPNN.com, Jumat (7/8).
Mantan ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) ini pun mengakui banyak godaan yang diterimanya saat akan dan ketika mengadili sengketa Pilpres masa itu.
“Oh banyaaak. Banyak. Paling enggak (digoda lewat) SMS. Banyak itu. Itu kan kayak, anggap iblis saja, iblis itu kan ada di mana-mana,” kata anak bungsu dari delapan bersaudara ini.
“Jadi kita itu hidup harus realistis. Kita hidup dengan dinamika, ada malaikat, ada iblis di sekitar kita. Ada, cuma tergantung bagaimana respons kita,” tegas Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia (UI).
Prof Jimly pun mengakui, sejak berdiri pada 2003 hingga saat ini, MK mengalami perubahan-perubahan sesuai tantangan yang ada di setiap periodenya.
Namun, dia tidak mau menilai dari sisi baik dan buruk.
“Masing-masing zaman ada tantangannya. Ini kan orang hebat-hebat semua. Tentu satu hal yang penting, budaya kerja, ide-ide yang sudah tumbuh sebelumnya kalau bisa itu jangan hilang,” harap mantan Anggota Wantimpres era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.