DEMOKRASI.CO.ID - Jelang gelaran Muktamar, PPP diisukan tengah mengincar mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Wakil Ketua Umum Gerindra Sandiaga Uno sebagai calon ketua umum supaya tidak menjadi kapal yang karam.
Isu yang dimunculkan Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra, tersebut mendapat perspektif yang berbeda dari Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno.
Adi mengatakan, eksistensi partai politik tidak bisa selalu diidentikan dengan satu tokoh yang memiliki kekuatan modal, sehingga bisa sukses di panggung demokrasi Indonesia.
"Partai politik itu jangan diidentikan dengan satu tokoh yang dianggap memiliki modal ekonomi yang kuat ya. Partai politik itu bukan soal logistik dan bukan logistik," ucap Adi Prayitno saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (29/8).
Pasalnya, Adi melihat banyak partai politik di Indonesia yang secara modal minim tapi bisa sukses di kancah perpolitikan. Hal itu menjadi gambaran bahwa PPP bisa bertahan meski berposisi sebagai partai papan tengah.
"Banyak partai politik di Indonesia ini yang kelihatan banyak uangnya tapi enggak lolos ke Senayan. Jadi bukan kekuatan ekonomi atau logistik. Kenapa nama Gatot dan Sandi dikaitkan dengan PPP? Orang menganggap PPP ini akan bisa diselamatkan dengan tokoh yang punya uang dan modal ekonomi yang kuat, enggak begitu juga," katanya.
Akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini pun berpandangan bahwa isu PPP akan menjadi kapal karam tidak tepat.
"Coba cek yang enggak lolos ke Senayan itu, kalau dilihat rata-ratanya ya adalah tokoh-tokoh yang memang dikenal punya uang kan. Jadi partai itu bukan hanya soal logistik bukan hanya soal ekonomi. Tapi adalah kekuatan struktur dan jejaring yang masif di berbagai tempat," demikian Adi Prayitno.
Sebelumnya, Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra menyatakan Gatot Nurmantyo dan Sandiaga Uno sangat potensial menjadi magnet publik, yang dapat mengantar PPP kembali bangkit sebagai parpol besar.
Jika tidak, PPP dikhawatirkan seperti kapal tua yang bakal segera karam.
Gatot Nurmantyo dan Sandiaga Uno memang bisa menjadi alternatif pilihan untuk memimpin partai berlambang kabah ini," kata Iwel Sastra. (Rmol)