DEMOKRASI.CO.ID - Akibat dampak Covid-19 pertumbuhan ekonomi nasional mengalami keterlambatan, bahkan tercatat minus 5,36 persen di kuartal II.
Banyak pihak menilai bahwa hasil ekonomi pada kuartal II akan menyebabkan pertamakalinya terjadi resesi ekonomi pasca krisis moneter pada 1998.
Salah satunya, Anggota Komisi XI Anis Byarwati menilai, jika pada triwulan III pemerintah kembali gagal menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
“Maka akan resmi masuk resesi dengan digenapinya rezim pertumbuhan negatif selama dua periode kuartal berturut-turut,” ungkap Politisi Frkasi PKS itu saat acara Webinar dengan Universitas YASRI, Jakarta, Senin (10/8//2020).
Anis menilai, bahwa Pandemi Covid-19 telah menimbulkan goncangan ekonomi yang mengarah pada resesi global.
“Seperti banyak terjadi para pelaku gulung tikar atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada para karyawan,” ujarnya.
Menurut Anak buah Sohibul Iman Ini, Hal itu dilakukan agar bisa bertahan di tengah gejolak Covid-19.
Ia mengatakan, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) per 27 Mei 2020, sebanyak 3.066.567 pekerja terdampak Covid-19 di-PHK maupun dirumahkan.
Sedangkan menurut catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, hingga Juli 2020 ada lebih dari 6,4 juta pekerja yang di-PHK ataupun dirumahkan.
“Pandemi berimbas pada nasib jutaan pekerja yang dirumahkan dan di-PHK,” pungkasnya.