logo
×

Jumat, 21 Agustus 2020

Politikus PDIP Ini Plesetkan Nama Deklarator KAMI Rocky ‘Gerang’: Diksi-diksi Filsafat untuk Pembenarannya

Politikus PDIP Ini Plesetkan Nama Deklarator KAMI Rocky ‘Gerang’: Diksi-diksi Filsafat untuk Pembenarannya

DEMOKRASI.CO.ID - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Aria Bima mempelesetkan nama dari deklarator KAMI, Rocky Gerung.

Seperti yang diketahui, Rocky Gerung tergabung dalam anggota KAMI bersama mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu hingga mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.

Dilansir TribunWow.com dalam acara Satu Meja The Forum ‘KompasTV’, Rabu (19/8/2020), Aria Bima mempelesetkan nama Rocky Gerung menjadi Rocky Gerang.

Dalam kesempatan itu, Aria Bima mulanya berbicara soal maksud dan tujuan dari KAMI, apakah sebagai bentuk dari kritik terhadap pemerintah atau justru malah merupakan sebuah intrik.

Dikatakannya bahwa sebuah organisasi ataupun sejenisnya bisa dikatakan intrik apabila terlihat tendensius atau memihak dan mempunyai gerakan yang cenderung destruktif.

Sedangkan ketika melihat anggota dari KAMI sendiri, Aria Bima menilai tidak semuanya memiliki kecenderungan sifat yang mengarah ke intrik.

Karena menurutnya terdapat pula tokoh-tokoh baik di KAMI.

“Kalau intrik cirinya mesti tendensius dan gerakannya destruktif,” ujar Aria Bima.

“Kita lihat, karena di situ banyak orang-orang baik, Pak Said Didu tak anggap orang baik,” imbuhnya.

Namun Aria Bima menilai ada juga anggota KAMI yang bisa dikatakan sering melakukan intrik.

Tidak ketinggalan dirinya mencontohkan nama pengamat politik Rocky Gerung.

Tetapi dalam penyebutannya, Aria Bima tidak mengatakan Rocky Gerung melainkan Rocky ‘Gerang’.

Meskipun sudah dibetulkan oleh narasumber lainnya yang mengira salah sebut, Aria Bima tetap mengulanginya kembali pada saat penyebutan nama kedua.

Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Rocky Gerung tidak lain hanya sebagai pembenaran kepentingannya semata.

“Tapi juga ada orang-orang yang suka main intrik, ada Pak Edhy Suwasono, ada Bang Said, ada Bang Ichsanuddin Noorsy, Rocky Gerang,” terangnya.

“Rocky Gerang itu kan orang yang menggunakan diksi-diksi filsafat yang sekadar untuk pembenaran kepentingannya,” jelas Aria Bima.

“Dulu Rocky ini adalah guru-guru filsafat kita, anak-anak muda politik.”

Lebih lanjut, terlepas dari itu, Aria Bima mengaku tidak akan berpikiran negatif terhadap munculnya KAMI.

Baginya jika memang tujuannya adalah memberikan kritik maka dengan senang hati bisa menjadi bahan evaluasi.

“Saya positif thinking bahwa sistem demokrasi kritik Pak Said Didu sebagai cermin kita yang di DPR,” katanya.

“Benar juga ada sesuatu yang mungkin kita kurang maksimal, tetapi jangan sampai kemudian you vonis kita seolah-olah kita ini hanya sekadar saluran bertindak pemerintah,” tutup Aria Bima.

Said Didu Sebut KAMI Kena Intrik, Ceritakan Hal Buruk Terjadi

Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Said Didu mengaku ada kejadian tidak mengenakan yang dialami oleh KAMI sejauh ini.

Hal itu disampaikan Said Didu dalam acara Satu Meja The Forum ‘Kompas TV’ yang mengusung judul ‘KAMI, Kritik atau Intrik’, Rabu (19/8/2020).

Dilansir TribunWow.com, Said Didu mulanya membenarkan judul dari program acara tersebut lantaran dinilai kurang tepat untuk menggambarkan kondisi KAMI saat ini.

Dirinya mengatakan bahwa sikap yang dilakukan KAMI murni bertujuan untuk memberikan kritik terhadap jalannya pemerintahan.

Sehingga tidak benar ketika banyak yang menuding hanya seuah intrik untuk tujuan lain, khususnya dalam dunia politik.

Menurutnya yang benar adalah justru KAMI itu sendiri yang mengalami intrik.

“Sedikit judulnya dulu ini ‘kritik atau Intrik’, mungkin yang pas adalah KAMI sedang kena intrik,” ujar Said Didu.

“Sebelum deklarasi sampai deklarasi sampai sekarang intrik masih berjalan terus, dengan gelar macam-macam,” jelasnya.

Selain mendapatkan citra buruk, satu di antaranya dianggap merupakan persiapan di kontetasi pemilihan presiden tahun 2024 mendatang, KAMI dikatakan Said Didu juga mendapatkan perlakuan buruk.

Dirinya mengatakan bentuk perlakuan tidak mengenakkan tersebut mulai dari adanya pembobolan pada saat melakukan meeting melalui sambungan Zoom, termasuk juga ada pembajakan WA yang dialami oleh deklarator.

“Ya kemarin Zoom dibobol, kemudian WA beberapa deklarator juga dibajak ataupun diambil alih, berbagai hal dialami,” kata Said Didu.

Meski begitu dirinya tidak menyebutkan hal itu dilakukan oleh orang pemerintahan.

Ia hanya memastikan bahwa pelaku tersebut mempunyai kebebasan ataupun kekuatan untuk melakukannya.

“Artinya KAMI memang sangat diperhitungkan oleh pemerintah,” tanya pembaca acara.

“Saya tidak menyatakan pemerintah, tapi orang yang bisa melakukan itu pasti yang punya kebebasan melakukan apapun,” jelas Said Didu.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: