DEMOKRASI.CO.ID - Achmad Purnomo dinilai publik bernasib sial lantaran ‘dikalahkan’ Gibran Rakabuming Raka dalam perebutan rekomendasi dukungan dari DPP PDIP untuk maju di Pilkada Solo.
Padahal, Wakil Wali Kota Solo itu lebih dulu dijagokan DPC PDIP Solo untuk memperebutkan kursi yang pernah diduduki Joko Widodo itu.
Kendati demikian, Achmad Punomo dipastikan memberikan dukungan dan restunya kepada Gibran yang dipasangkan dengan Teguh Prakosa.
Akan tetapi, Purnomo akhirnya tak masuk tim pemenangan lantaran sempat dikabarkan terjangkit Covid-19.
Demikian disampaikan Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo usai bertandang ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Tengku Umar, Jakarta, Rabu (5/8/2020).
“Karena beliau sudah kondisi covid kayak begini, mending tak masuk tim pemenangan,” tuturnya.
Hanya saja, lanjutnya, Purnomo siap memberikan kontribusinya.
“Tapi kalau minta saran dan sebagainya, beliau mau masuk jalan terus,” ungkapnya.
Rudy juga memastikan bahwa Achmad Purnomo tak sakit hati meski gagal jadi calwalkot.
Dari awal, kata Ruy, PDIP Solo sudah memberi masukan ke Purnomo bahwa berpolitik itu harus siap dengan kondisi apapun.
“Berpolitik itu harus siap. Siap kecewa dan siap dikecewakan. Itu harus dipegang,” ujarnya.
“Kalau tak pegang itu, jangan masuk partai politik,” tegas Rudy.
Untuk diketahui, selain Gibran-Teguh, saat ini sudah ada bakal pasangan calon dari jalur independen, yakni Bagyo Wahyono dan FX Supardjo.
Bahkan, pasangan itu telah mengumpulkan dukungan suaran sebanyak 21.063 suara.
Sehingga ini modal awal untuk bisa memeriahkan hajatan lima tahunan kepala daerah tersebut.
Sementara Cucu Pakubuwono XIII, BRA Putri Woelan Sari Dewi juga siap maju di Pilwali Solo melawan Gibran-Teguh Prakosa.
Saat ini Putri Woelan sedang mencari dukungan untuk ikut serta di hajatan tersebut.
Sedangkan pasangan Gibran-Teguh sebelumnya sudah mendapat rekomendasi dukungan dari PDIP.
Sampai saat ini, pasangan Gibran-Teguh sudah mendapat dukungan dari empat partai polisi.
Selain PDIP, juga dari Partai Golkar, Partai Gerindra, dan Partai Amanat Nasional (PAN).