DEMOKRASI.CO.ID - Ajakan untuk Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) agar kembali terlibat di dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendukbud disampaikan lagi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makarim.
Nadiem mengutarakan permohonan itu lantaran merasa butuh akan keilmuan yang dimiliki ketiga organisasi tersebut dalam hal peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Jadi kesuksesan program kita tanpa partisipasi mereka itu pasti akan beresiko. Jadi kami ingin ilmu dari organisasi tersebut ada di dalam program POP ini, kami ingin partisipasi mereka,” ujar Nadiem dalam program Talk Show Mata Najwa, Rabu malam (5/8).
Bahkan, Nadiem menyebut Muhammadiyah-NU-PGRI adalah kunci dari kesuksesan POP. Sebabnya, ketiga organisasi tersebut memiliki track record baik membangun pendidikan selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
“Kuncinya, tiga oraganisasi yang mundur dari program POP adalah organisasi yang berpuluh-puluh tahun berjasa di dunia pendidikan. Bahkan bukan sebelum saya lahir, tapi sebelum negara ini lahir mereka sudah disini,” katanya.
Lebih lanjut, mantan CEO GoJek ini mengaku terus membangun komunikasi dengan seluruh pihak yang ada di tiga organisasi tersebut, untuk supaya bisa kembali bergabung ke dalam program peningkatan kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan yang digagasnya.
“Saya mengundang, waktu itu saya bicara atas semua ketidaknyamanannya yang mungkin karena ada aspek dari program ini yang tidak sempurna. Maka saya meminta maaf dan mengundang organisasi tersebut,” ucapnya.
“Tolong bantulah kami menyempurnakan ini. Karena tanpa partisipasi mereka ini program tidak mungkin bisa menjadi atau mencapai dampak yang kita inginkan,” demikian Nadiem menambahkan.