DEMOKRASI.CO.ID - Wasekjen DPP PA 212, Novel Bamukmin menilai peluncururan mata uang baru dengan nominal 75 ribu semakin membuat rakyat bingung.
Pasalnya, uang bergambar Soekarno-Hatta itu bukan untuk beredar bebas di masyarakat dan juga bukan sebagai tambahan likuiditas pelaksaan penukaran kegiatan ekonomi.
“Hanya di rezim ini lagi-lagi membuat ketentuan yang membingungkan rakyat yang akhirnya menjadi polemik dan menyita energi bangsa hanya gara-gara uang pecahan Rp 75 ribu itu,” kata Novel saat dihubungi Pojoksatu, Selasa (18/8/2020).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan uang pecahan Rp75 ribu dapat dibelanjakan. Namun uang tersebut tidak bisa digunakan sebagai alat tukar.
Sebab, tujuan peluncuran uang ini, khusus terkait peringatan kemerdekaan 75 tahun Indonesia.
“Kalaupun alasannya untuk mengumpulkan dana seharusnya jangan dibebankan kepada rakyat dengan menukar uang tersebut maka seharusnya para Taipan yang bertanggung jawab untuk membantu memulihkan ekonomi negara,” ungkapnya.
Karena itu, kata anak buah Habib Rizieq itu, lewat momentum peringatan kemerdekaan RI negara harusnya bisa mendiri tanpa harus terikat dengan bayang-bayang negara luar.
“Lewat momentum peringatan kemerdekaan RI adalah menjadikan Indonesia yang mandiri menjadi negara yang berdaulat di atas kaki sendiri tanpa bayang-bayang negara kuat manapun,” ungkapnya.