DEMOKRASI.CO.ID - Ledakan yang terjadi di gudang pelabuhan Kota Beirut, Lebanon, turut membuat Mia Khalifa angkat bicara.
Melalui akun Instagram pribadinya, eks bintang film dewasa berdarah Lebanon itu meyakini ledakan itu dikarenakan konspirasi.
Sosok yang yang juga dikenal sebagai Mia Callista itu mengunggah video detik-detik ledakan terjadi.
Mia Khalifa mengaku ragu ledakan itu disebabkan kembang api.
Sarjana seni dari Universitas Texas di El Paso, Amerika Serikat ini mengutip laporan yang menyebutkan bahwa gudang yang meledak itu adalah milik kelompok milisi Hezbollah.
“Anda adalah aib, dan rakyat Lebanon pantas mendapatkan yang lebih baik,” kecam perempuan berusia 27 tahun itu.
“Anda tidak akan pernah bertemu Tuhan karena Tuhan akan melihat siapa Anda sebenarnya,” tulis Mia, Rabu (5/8/2020).
Unggahan itu lantas ditutup dengan tautan link yang mengajak publik ikut berdonasi dan memberikan bantuan kepada para korban ledakan.
Mengutip AFP Gubernur Beirut, Marwan Abboud, mengatakan ledakan besar itu mengingatkannya pada peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang saat Perang Dunia II.
“Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki,” ujarnya.
“Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala besar seperti ini. Ini adalah bencana nasional,” katanya.
Sementara, Kepala Keamanan Abbas Ibrahim menjelaskan, ada dua leledakan besar yang terjadi secara beruntun.
Ledakan diduga bersumber dari bahan peledak yang disita bertahun-tahun lalu dan disimpan di sebuah gudang di pelabuhan kota.
Pihaknya menegaskan akan tetap melakukan penyelidikan.
“Tampaknya ada gudang yang berisi material yang disita bertahun-tahun lalu, dan tampaknya itu adalah material yang sangat mudah meledak,” Ibrahim.
Sampai berita ini ditulis, sudah 78 orang dilaporkan tewas dan 4.000 lainnya terluka.
Diperkirakan, jumlah korban tewas dan terluka masih akan terus bertambah menyusul upaya evakuasi yang masih terus dilakukan.
Sedangkan Perdana Menteri Hassan Diab menyebut, ledakan terjadi di gudang amunisi yang telah ada sejak enam tahun, disimpan dari 2014.
Ia pun bersumpah akan meminta pertanggungjawaban.
“Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini akan membayar harganya,” katanya dalam pidato di televisi lokal.
Diab mendeklarasikan hari Rabu (5/8/2020) sebagai hari bergabung nasional.
Ia juga meminta dunia internasional membantu Lebanon dalam penanganan pasca bencana.
“Saya mengirim permohonan mendesak ke semua negara yang berteman dan bersaudara dan mencintai Lebanon, untuk berdiri di sisi kami dan membantu kami, mengobati luka yang dalam ini,” katanya.