DEMOKRASI.CO.ID - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) bersama pasukan Barisan Ansor Serbaguna atau Banser mendatangi Polres Solo.
GP Anser dan Banser mendesak aparat kepolisian menangkap pelaku penyerangan sejumlah habib di acara midodareni di Solo, Jawa Tengah.
Midodareni merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebelum acara pernikahan dilaksanakan.
Banser dan GP Ansor sempat membacakan pernyataan sikap di halaman Mapolres Solo.
“Kami mengutuk keras dan mengecam aksi penyerangan dan anarkisme terhadap sekelompok orang di daerah Mertodranan,” kata Ketua PC GP Ansor Kota Solo, Arif Sarifudin.
GP Ansor dan Banser juga menyatakan mendukung aparat kepolisian menangkap para pelaku penyerangan.
“Mendukung aparat berwajib, aparat kepolisian, mengusut tuntas oknum-oknum pelaku penyerangan dan tindak anarkisme yang terjadi di daerah Mertodranan,” tambahnya.
Ditambahkan Arif, sejauh ini suasana di Kota Solo relatif aman dan kondusif.
Ia mengimbau kepada masyarakat Solo tetap tenang dan tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Kita jaga Kota Solo agar tetap aman dan kondusif, terlebih menjelang Pilkada 2020,” tambahnya.
Kapolres Solo Kombes Pol Andy Rifai mengatakan, polisi masih memburu para pelaku penyerangan.
“Kami mengapresiasi dukungan dari Banser yang memotivasi kami bisa mengungkap kasus di Pasar Kliwon itu,” kata Andy Rifai, di Solo, Minggu (9/8).
“Saya mengajak warga Kota Solo untuk bersatu menciptakan Solo aman, damai, toleran, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tandas Andy Rifai.
Diberitakan sebelumnya, ratusan orang yang menamakan diri Laskar Solo memukul tiga habib di acara midodareni di kediaman almarhum Habib Segaf Al-Jufri.
Tiga habib yang dikpukul yakni Habib Umar Assegaf (54), Habib Husin Abdullah (57) dan Habib Hadi Umar (15).
Tiga habib itu dipukul saat menghadiri Midoderani di kediaman Habib Segaf Al-Jufri (alm) di Kampung Metodranan Semanggi, Pasar Kliwon Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/8).