DEMOKRASI.CO.ID - Peluncuran program internet untuk semua, JakWIFI merupakan langkah tepat untuk menjawab permasalahan warga selama berlangsungnya pembelajaran jarak jauh di masa pandemik C-19.
“Selama masa pembelajaran jarak jauh ini, banyak warga yang mengeluh karena tidak memiliki kuota internet, jadi JakWIFI adalah solusi yang tepat bagi warga yang kesulitan akses internet. Inilah arti penting memiliki pemimpin yang dapat merasakan kesulitan dari rakyat,” kata mantan tim pakar Anies-Sandi, Reiza Patters kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/8).
Diharapkan, terobosan yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama dengan jajaran itu tidak hanya dimanfaatkan oleh para pelajar dan mahasiswa yang mengikuti pelajaran jarak jauh, melainkan seluruh lapisan masyarakat.
“Para pelaku UMKM dapat mulai go online, demikian juga anak-anak muda yang memiliki bakat membuat konten kreatif,” lanjutnya.
Menurut Reiza, penyediaan akses internet gratis untuk warga merupakan upaya konkret mewujudkan Smart City, sebuah kota yang cerdas dengan warga yang cerdas, mengingat selama ini akses warga terhadap internet masih sangat rendah.
Reiza memaparkan, tahun 2019, baru 40 persen dari populasi Indonesia atau sekitar 100 juta orang memiliki akses pada internet. Sebagai perbandingan, 60 persen populasi Filipina dapat mengakses internet. Selain itu, penggunaan internet juga masih belum merata.
Program JakWIFI merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) serta PT Bali Towerindo Sentra.
Saat ini, tersedia 4.956 titik akses yang sedang ditingkatkan kapasitasnya secara bertahap. Perluasan penyediaan akses internet ini ditargetkan lebih dari 9.000 titik akses selama dua bulan ke depan.