DEMOKRASI.CO.ID - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) resmi mendeklarasikan diri di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).
Dalam deklrasi teresbut, ada 8 maklumat KAMI yang disebut menjadi ‘Jati Diri’.
Maklumat itu menyoroti masalah bangsa mulai dari masalah ekonomi, politik, sosial budaya, hukum dan ham, hingga sumber daya alam.
Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule malah berbalik arah.
Padahal sebelumnya, Iwan Sumule mengapresiasi koalisi yang melibatkan 153 deklarator tersebut.
Ia khawatir, gerakan tersebut tidak akan lagi memiliki efektivitas.
Alasannya, dalam maklumat yang dikeluarkan KAMI, sama sekali tak ada ketegasan mendesak Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya.
“Tak ada isi maklumat KAMI yang menunjukan atau setidaknya mendesak @jokowi mundur atau menggagas pelengseran Jokowi,” tulisnya dalam akun Twitter miliknya, Selasa (18/8).
Iwan Sumule lantas mempertanyakan KAMI yang menegaskan tidak ingin merebut kekuasaan tapi hanya beradu konsep.
“KAMI bahkan tegaskan tidak mau rebut kekuasaan, hanya ingin adu konsep. Lucu. Kuatirnya hanya akan jadi lawakan. Iya nggak sih?” sambungnya.
Dikutip dari RMOL, Iwan menilai, visi dan misi KAMI bukan untuk berlawanan dengan Presiden Joko Widodo.
Jika hanya hadir untuk menyampaikan kritik dan beradu konsep, berarti KAMI masih berharap terhadap Jokowi.
Sekalipun butir maklumat dan sorotan KAMI sudah mengarah pada simpulan bahwa Jokowi gagal.
Iwan lantas membandingkan dengan ProDEM yang secara tegas sudah tak lagi menaruh harapan kepada Jokowi.
“Kalau ProDEM tidak lagi menaruh harapan kepada Jokowi,” tegasnya.
Iwan juga menyebut bahwa semua kebijakan Jokowi sampai hari ini tidak ada yang memberikan dampak perbaikan.
“Angka Covid semakin meningkat, dan pertumbuhan ekonomi meningkat ke bawah, jadi minus,” urainya.
Ketidaktegasan itu, sambung dia, telah membuat ProDEM agak berat untuk bergabung dengan KAMI.
Selain langkah yang terlambat, tujuan ProDEM dan KAMI juga tidak sejalan.
“Ibarat kereta, ProDEM sudah sampai Stasiun Gambir, KAMI baru mau beranjak dari Stasiun Bekasi,” katanya.
“Itupun entah lokomotifnya menuju Gambir juga. Kuatirnya malah menuju Rangkas Bitung atau ke Bogor,” sindirnya.
Untuk diketahui, deklarasi KAMI sendiri dihadiri sejumlah tokoh.
Selain Din Syamsuddin, juga Rocky Gerung, Achmad Yadni, Gatot Nurmantyo, Rochmad Wahab, Meutia Farida Hatta dan MS Kaban.
Terlihat pula M Said Didu, Refly Harun, Ichsanuddin Noorsy, Lieus Sungkharisma, Jumhur Hidayat, Abdullah Hehamahua, sampai Amien Rais.