DEMOKRASI.CO.ID - Penanganan wabah corona yang dilakukan pemerintah terus menjadi sasaran kritik ekonom senior DR. Rizal Ramli.
Bahkan dalam acara virtual ‘Tanya Jawab Cak Ulung’ yang digelar Kantor Berita Politik RMOL pada Jumat (21/8), gamblang mengurai keraguannya mengenai kemampuan pemerintah keluar dari jurang resesi.
Para pembantu Presiden Joko Widodo di Kabinet Indonesia Maju tidak memiliki kompetensi untuk menyelesaikan persoalan utama yang membuat ekonomi Indonesia akan semakin terpuruk, menjadi alasan di balik keraguan Rizal Ramli.
Katanya, pembantu Jokowi hanya punya jurus ilusi yang hanya mengatakan “akan-akan”. Sementara implementasinya keliru.
Salah satu yang dikritik adalah mengenai kebijakan yang cenderung membela masyarakat menengah ke atas yang notabene para pengusaha besar.
Sementara masyarakat kecil yang merasakan dampak perekonomian akibat pandemik tidak digubris.
“Kalau yang gede yang dibantu, itu tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada kredit akan anjlok. Tapi kalau yang dibantu adalah yang menengah ke bawah, maka akan ada pergerakan ekonomi. Kredit akan jalan, daya beli masyarakat terbantu dan itu akan membantu roda perekonomian makro,” tegasnya.
Eks Sekretaris Kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dipo Alam tidak meragukan pernyataan Rizal Ramli tersebut. Sebab, dia yakin setiap kritik yang disampaikan mantan Menko Kemaritiman itu adalah demi memperjuangkan rakyat kecil.
Dia bahkan bersaksi mengenai konsistensi perjuangan Rizal Ramli karena pernah bekerja bersama.
“Ketika Presiden Gus Dur, Bung Rizal Ramli Menko Perekonomian, saya deputinya. Konsistensi memperjuangkan ekonomi rakyat memang haluannya. Lanjutken!” demikian Dipo Alam mengomentari kritik Rizal Ramli tersebut.
Komentar ini kemudian ditanggapi oleh Rizal Ramli. Menurutnya, saat ini merupakan momentum untuk fokus pada ekonomi rakyat, yang selama ini diabaikan demi mendatangkan investor. Padahal kenyataanya, investor yang dibanggakan tidak kunjung berdampak bagi ekonomi rakyat.
“Dipo, ini momentum untuk fokus pada ekonomi rakyat dan kepentingan nasional, yang selama ini diabaikan demi investor-investor yang ndak nongol-nongol,” tuturnya.