DEMOKRASI.CO.ID - Kehadiran Dubes Palestina Zuhair al-Shun dalam deklarasi KAMI, menimbulkan polemik.
Pasalnya, Zuhair al-Shun dianggap ikut dalam kegiatan politik di Indonesia yang merupakan hal ‘haram’ bagi seorang dubes.
Zuhair al-Shun dalam klarifikasinya mengakui bahwa kehadirannya itu atas undangan inisiator KAMI, Din Syamsuddin.
Akan tetapi, setelah tahu acaranya, lima menit kemudian, ia langsung meninggalkan lokasi.
Atas hal itu, Din Syamsuddin menyebut Dubes Palestina Zuhair al-Shun tidak cermat membaca undangan yang dikirimkan.
Din menyatakan, dalam undangan itu, pihaknya menggelar tiga acara sekaligus.
Yakni, Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan RI, Peringatan Hari Konstitusi, dan Deklarasi KAMI.
Akan tetapi, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyebut Zuhair al-Shun tidak membaca undangan.
Zuhair al-Shun hanya melihat namanya sebagai Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina dalam undangan itu.
“Tadi saya sudah menelepon Dubes Palestina. Rupanya ada kesalahpahaman,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, Rabu (19/8/2020).
“Beliau tidak baca seksama undangan, tapi begitu melihat nama saya, beliau langsung berniat hadir saja karena menganggap saya sahabat (sebagai Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina),” katanya.
Dalam acara itu, kata Din, pihaknya juga mengundang belasan duta besar lainnya untuk menghadiri acara KAMI.
“Kami mengundang belasan dubes/kedubes, cuma yang hadir hanya Dubes Palestina,” ujar Din.
“Kepada semua Dubes dikirim dua undangan tersebut (flyer dan undangan Bhs Inggris). Saya mengundang karena biasa para dubes diundang ke acara Ormas dan Partai Politik,” tandasnya.
Dalam klarifikasi resminya, Kedutaan Besar Palestina meluruskan kehadiran Zuhair al-Shun atas undangan inisiator KAMI, Din Syamsuddin.
Dijelaskan, bahwa kehadiran Dubes Palestina dalam acara itu karena mengira itu adalah acara peringatan Kemerdekaan RI ke-75.
“Kami ingin menegaskan bahwa partisipasi kami berdasarkan pada pemahaman bahwa acara tersebut adalah acara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dan bukan yang lainnya,” terang keterangan tersebut.
Kehadiran Dubes Palestina di deklarasi KAMI itu sendiri hanya berlangsung selama lima menit.
Akan tetapi setelah menyanyikan Indonesia Raya, langsung meninggalkan lokasi.
“Kehadiran kami di acara tersebut hanya berlangsung selama 5 menit, ketika menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia yang itu adalah sesuatu yang sakral bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.
Dubes Palestina juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dan bantuan yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Palestina selama ini.
“Kami di Palestina mengapresiasi dukungan dan bantuan yang kami terima dari Yang Mulia Bapak Presiden Joko Widodo, pemerintahannya yang terhormat, dan dari seluruh masyarakat Indonesia yang ramah,” tegasnya.
Dengan klarifikasi resmi itu, diharapkan agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari.
“Saya berharap semua orang mengerti bahwa kami bukan bagian dari dan tidak akan menjadi bagian dari kegiatan politik di Indonesia,” tandasnya.