DEMOKRASI.CO.ID - Tim ekonomi dalam hal ini Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati layak reshuflle jika Presiden Joko Widodo benar-benar ingin memperbaiki kinerja pemerintahannya dalam menghadapi krisis akibat pandemik Covid-19.
Sebab, Sri Mulyani menunjukkan kinerjanya masih memble lantaran pertumbuhan ekonomi kuartal II berada pada level minus 5,32 persen.
Namun, kemungkinan Sri Mulyani direshuflle sangat kecil karena Presiden Jokowi masih akan membutuhkannya.
Begitu kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Sabtu (22/8).
“Menteri-menteri yang kinerjanya memble, harusnya (Sri Mukyani) kena reshuffle karena ekonomi kita minus. Tapi secara politik SM (Sri Mulyani) aman, karena Jokowi masih butuh ke dia,” kata Ujang Komarudin.
Selain Sri Mulyani, lanjut dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini, masih banyak menteri-menteri lain yang layak direshuflle karena masih menunjukkan kinerjanya yang memble. Antara lain; Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Mensos Juliari Batubara, Mendikbud Nadiem Makarim, Menkumham Yasonna Laoly.
Kemudian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, hingga Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
“Menteri-menteri yang kinerjanya memble, harusnya kena reshuflle seperti Menkes, Mensos, Mendikbud, Menkumham, Menpar, Menkop dan UMKM,” demikian Ujang Komarudin.
Presiden Jokowi dalam beberapa waktu terakhir sempat menyesalkan kinerja para pembantunya yang lamban dan minimnya serapan anggaran untuk penanganan Covid-19.
Pada sisi lain, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane mengklaim dia menerima info dari beberapa sumber bahwa sekitar 11 hingga 18 anggota anggota kabinet akan dirotasi.
Dari info yang diperoleh IPW, diantaranya Menteri Perhubungan, Menteri Koperasi, Menkumham, Menpora, Mendikbud, Menteri Pariwisata, Menteri Perdagangan, Menaker, Mensos, Menteri Kominfo, Menkes, Menteri Perindustrian, Meneg BUMN, Menteri Agama, Kepala Bulog.