DEMOKRASI.CO.ID - Kebijakan Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga pernyataan kontroversial Mendikbud Nadiem Makarim menjadi sorotan serius dari tokoh bangsa Salim Said.
Terutama soal POP Kemendikbud yang disebut-sebut oleh banyak kalangan dianggap menegasikan sejarah pendidikan nasional dengan mundurya dua ormas bersejarah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) pada program tersebut.
“Menteri pendidikan dan kebudayaan menurut saya itu aneh,” kata Salim Said dalam acara Sarasehan Peradaban Indonesia bertajuk “75 Tahun Merdeka: Merangkai Ingatan, Merajut Harapan” pada Rabu (5/8).
Menurut Salim Said, menteri muda sekelas Nadiem Makarim seharusnya tidak membuat kontroversi dengan kebijakan apalagi ucapannya terkait sejarah pendidikan nasional.
“Mestinya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mempunyai staf, staf menteri untuk tidak berbuat kekeliruan dengan menganggap tidak penting sejarah. Sebab tanpa sejarah Indonesia ini kita tidak bisa mengerti,” pungkasnya.
Turut hadir menjadi narasumber dalam serial diskusi daring tersebut antara lain; ekonom senior Faisal Basri, Ketua Umum PMI Sudirman Said, Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, dan tokoh bangsa yang lainnya.