DEMOKRASI.CO.ID - Arief Poyuono menganggap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dideklarasikan hari ini, Selasa (18/8/2020) tak lebih dari sekedar beauty contest atau kontes kecantikan.
Itu dilakuan lantaran menjelang rencana reshuflle di Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Joko Widodo.
Demikian disampaikan pria yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu dalam diskusi bertajuk “Jokowi Harus Ganti Mesin?” di RMOL TV, Selasa (18/8).
“Karena ada rencana reshuflle, kawan-kawan KAMI ini langsung melakukan beauty contest,” kata Arief.
Akan tetapi, ia meyakini, tujuan dan gerakan yang dibangun KAMI dengan klaim menyelamatkan Indonesia itu akan sia-sia saja.
Arief beralasan, karena Jokowi sendiri sudah memiliki tim untuk itu.
Tim dimaksudkan Arief Poyuono adalah Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dalam gembor-gembornya, KAMI mengklaim bahwa tujuannya adalah untuk menyelamatkan Indonesia.
“Padahal program-program penyelamatan Indonesia baik manuasia maupun ekonomi itu sedang berlajan,” terangnya.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini berkesimpulan, bahwa KAMI sedang memanfaatkan momentum agar bisa masuk ke dalam pemerintahan.
Harapannya, dengan menempati jabatan para menteri yang akan direshuffle oleh Jokowi.
“Nah, ini detik-detik dilakukannya reshuffle menurut desas-desus kawan-kawan KAMI ini sepertinya langsung melakukan beauty contest, yaitu memaparkan tujuannya bagaiamana menyelamatkan Indonesia,” katanya.
Di sisi lain, Arief menilai, setidaknya ada 17 nama yang harus dirombak oleh Jokowi agar pemerintah bisa mengakselerasi laju di tengah pandemi Covid-19.
Arief bahkan menyebut salah satu deklarator KAMI dinilai pantas menjadi menteri Jokowi, yakni Rocky Gerung.
Menurutnya, Rocky itu bisa menempati posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang kini diduduki Nadiem Makarim.
“Rocky Gerung bisa jadi menteri pendidikan,” ujarnya.
Ada sejumlah alasan yang melatari Arief Poyuono menyebut nama Rocky Gerung. Pertama, karena Rocky Gerung belum pernah menjabat sebagai seorang pejabat.
Sementara inisiator lain hampir semuanya sudah pernah di pemerintahan dan tidak punya prestasi yang bisa dibanggakan.
“Kalau yang lain kan sudah pernah jabat. Refly Harun pernah jadi komisaris, Said Didu Sesmen BUMN, tapi kan nggak ada prestasi,” sambungnya.
Kedua, Arief yakin Rocky Gerung yang berlatar belakang seorang filsuf tertantang untuk menyiapkan pendidikan di saat Covid-19.
Sebagai seorang filsuf, sambung Arief, Rocky Gerung memiliki banyak ide-ide out of the box.
Seorang filsuf juga bisa tenang dalam melihat masalah dan bisa membuat jalan keluar dari masalah itu dengan baik.
“Jadi Jokowi perlu Rocky Gerung yang out of the box, yang bisa bantu beliau. Kalau yang lainnya keukur lah,” pungkasnya.
Untuk diketahui, KAMI resmi dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).
Deklarasi KAMI itu dimotori presidium seperti Prof Din Syamsuddin, eks Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo, mantan Sekretaris BUMN M Said Didu.
Kemudian pakar hukum tata negara Refly Harun, ekonomi Ichsanuddin Noorsy, mantan Anggota Komisi III DPR Ahmad Yani, Adhie M Massardi, dan banyak tokoh lainnya.