DEMOKRASI.CO.ID - Angka kasus Covid-19 di dunia telah melebihi 11 juta pada Jumat (3/7), menandakan wabah ini tidak bisa diabaikan lagi. Hal yang justru sedang terjadi saat ini di mana orang-orang melupakan protokol kesehatan.
Dalam tujuh bulan masa pandemik, lebih dari setengah juta orang telah meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara yang dilanda wabah virus corona lebih serius lagi. Saat ini bukan perdebatan lagi yang dibutuhkan tetapi kerja sama yang kuat untuk mengambil kendali.
“Orang-orang perlu bangun. Data tidak berbohong. Situasi di lapangan tidak bohong," tegas Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan kepada wartawan di Jenewa, Jumat (3/7), seperti dikutip South China Morning Post.
"Tidak pernah ada kata terlambat untuk mengambil kendali," tegasnya.
Wabah ini telah banyak mengubah kehidupan di dunia. Semua orang merana, karena dampak yang ditimbulkannya luar biasa.
WHO lagi-lagi mengingatkan jangan lagi memberikan pelonggaran terhadap aturan protokoler. Kalaupun harus bergerak tentu tetap pada aturan-aturan kesehatan dan wajib menjalankan aturan itu untuk kepentingan bersama, sampai ditemukannya vaksin.
Beberapa negara sedang mengalami kebangkitan infeksi virus corona, yang menyebabkan pihak berwenang kembali memberlakukan penguncian. Pola itu akan berulang hingga 2021 mendatang.
Beberapa gubernur negara bagian di AS telah menghentikan rencana untuk membuka kembali ekonomi mereka setelah menghadapi lonjakan kasus. Hampir seperempat dari kematian global akibat virus corona terjadi di Amerika Serikat.
Untuk Asia dan Timur Tengah juga mengalami lonjakan kasus, yang mestinya menjadi lonceng pengingat bahwa masalah ini tidak bisa dianggap enteng. Paling mudah sebenarnya adalah bagaimana menerapkan aturan kesehatan, menurut WHO. Jika semua berjalan sesuai dengan aturan, maka kekhawatiran adanya lonjakan kasus bisa ditekan.
Asia dan Timur Tengah masing-masing memiliki sekitar 12 persen dan 9 persen kasus virus corona dari dari total orang yang terinfeksi secara global. (Rmol)