DEMOKRASI.CO.ID - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang mengungguli Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dirasa wajar dan rasional. Ini lantaran kedua kepala daerah itu sangat aktif di masa pandemik Covid-19.
Begitu penilaian Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno terhadap hasil survei Indikator Politik yang dirilis kemarin, Rabu (22/7).
“Kedua kepala daerah ini paling banyak menghiasai media massa dan selalu jadi perbincangan," katanya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu (22/7).
Itu artinya, sambung Adi Prayitno, selama pandemik Covid-19 berlangsung masyarakat mengikuti perkembangan hingar-bingar yang terjadi di layar kaca dan media sosial.
Berbeda halnya dengan elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang belakangan justru cenderung mengalami penurunan elektabilitas. Ini disebabkan oleh minimnya pemberitaan Prabowo.
"Prabowo relatif sepi pemberitaan meski kerjanya diapreseasi banyak orang. Survei itu menyangkut persepsi orang yang mengikuti perbincangan di media," tutur pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Namun begitu, kata Adi Prayitno, meskipun Prabowo Subianto saat ini masih berada di bawah elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan tetapi masih relatif kecil selisihnya.
"Masih dalam rentang margin of error. Dalam logika survei, selisih semacam itu pada realitasnya belum bisa dipastikan siapa yang sebenarnya unggul andai diadakan pemilihan," tutupnya.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menduduki posisi tertinggi dalam survei elektabilitas calon presiden. Disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Prabowo Subianto.
Elektabilitas Ganjar 16,2 persen. Angka itu naik dari 11,8 persen di bulan Mei 2020. Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 15 persen. Angka itu pun naik dari 10,4 persen di bulan Mei 2020.
Kemudian elektabilitas Prabowo justru turun menjadi 13,5 persen dari 14,1 persen di bulan Mei 2020. (Rmol)