DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah studi baru-baru ini merangkumkan keuangan 900 perusahaan terkemuka di dunia. Dalam studi itu disimpulkan Volkswagen menempati urutan pertama di dunia sebagai perusahaan yang paling banyak berutang.
Utang Volkswagen tercatat dalam studi ini senilai USD 192 miliar atau sama dengan Rp 2,8 kuadriliun! Fakta menariknya, jumlah utang itu lebih besar daripada utang negara, seperti Afrika Selatan sebesar USD 180 miliar atau Rp 2,6 kuadriliun dan Hungaria USD 101 miliar Rp 1,4 kuadriliun.
Volkswagen tidak sendirian dalam posisinya sebagai pembuat mobil dengan tumpukan utang. Pembuat mobil Jerman lainnya, Daimler adalah perusahaan dengan jumlah utang terbesar ketiga di dunia. Angkanya mencapai USD 151 miliar atau Rp 2,2 kuadriliun.
Perusahaan otomotif lainnya yang berada di belakang dengan utang terbesar adalah Toyota. Perusahaan otomotif terbesar di dunia ini memiliki utang USD 138 miliar atau Rp 2,02 kuadriliun. Selanjutnya ada juga BMW yang berhutang sebesar USD 114 miliar atau Rp 1,8 kuadriliun.
Dari 10 perusahaan yang paling berhutang di dunia, lima di antaranya adalah pembuat mobil. Sebagai perbandingan, ada banyak perusahaan besar di luar sana yang tidak memiliki utang dan sebenarnya memiliki cadangan uang yang besar.
Alphabet, perusahaan induk Google, memiliki USD 104 miliar atau Rp 1,5 kuadriliun dalam bentuk tunai. Perusahaan lain yang tak memiliki utang dan justru punya banyak simpanan adalah Samsung, Microsoft, Facebook, dan Alibaba Group.
Setelah pandemi virus Corona menyelimuti dunia, utamh perusahaan global telah melonjak sekitar 12 persen menjadi USD 9,3 triliun atau Rp 136 kuadriliun. "COVID telah mengubah segalanya. Sekarang semuaya berupaya membangun neraca keuangan yang kuat," manajer portofolio Manajemen Aset Janus Henderson, Seth Meyer kepada Reuters. (*)