DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah video diskusi politik yang menampilkan politisi PDIP, Maruarar Sirait berbicara mengenai isu pencalonan anak dan menantu Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Afif Nasution kembali beredar di media sosial.
Yang menjadi perhatian, dalam diskusi yang digelar Desember 2019 tersebut Maruarar menyebut Presiden Joko Widodo tak akan bersikap bodoh dan merusak reputasinya dengan mendorong dan mengintervensi pihak lain untuk pencalonan Gibran dan Bobby ikut Pilkada 2020.
Pengunggah video, @K1ngPurw4 di Twitternya juga turut menautkan pemberitaan pernyataan politisi PDIP Purnomo yang ditawari jabatan oleh presiden usai digeser Gibran di Pilwalkot Solo.
Saat dimintai tanggapan, Maruarar menanggapi beredarnya video diskusi jelang Pilkada Serentak 2020 tersebut dengan santai.
“Kenapa menyesal sih? Kan saya mengatakan, Pak Jokowi tidak akan mengintervensi proses Pilkada Medan dan Solo. Karena dia mempertaruhkan legacy dia,” kata Maruarar kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/7).
Dia pun tidak peduli dan tidak memberikan komentar mendalam terhadap pernyataan orang lain yang menyebut dirinya menyesal lantaran Jokowi menawarkan jabatan ke Purnomo yang tak diusung PDIP.
“Ya enggak apa-apa, yang dipermasalahkan apa? Saya mengatakan bahwa Pak Jokowi terlalu bodoh untuk mempertaruhkan kepercayaan publik dan keyakinan dia akan demokrasi, dia tidak akan mempertaruhkan itu,” katanya.
Maruarar menyampaikan bahwa konteks dari pernyataannya di video tersebut adalah pilkada yang tidak mengintervensi pihak manapun, sekalipun anak dan menantu presiden mencalonkan diri.
Kalau Gibran kalah Bobby kalah ya kalah saja, konteksnya apa? Karena ini kan bukan penunjukan walikota, ini pemilihan. Kan isu yang ditanyakan Jokowi tidak mau ikut campur dalam pemilihan Walikota Solo dan Medan karena ini adalah kompetisi,” bebernya.
“Kalau Boby kalah, Gibran kalah ya udah kalah saja. Mana mungkin Jokowi mau mempertaruhkan legacy dia,” tandasnya.(rmol)