DEMOKRASI.CO.ID - Indonesia Political Opinion (IPO) mempublikasikan hasil survei terkait potensi tokoh yang akan maju di Pemilihan Presiden tahun 2024. Hasilnya Prabowo memuncaki keterpilihan sebesar 16.3 persen, di susul Anies Baswedan 12.7 persen, dan Ganjar Pranowo 11.5 persen.
Meskipun demikian, direktur eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan sebagian besar publik justru meyakini jika Prabowo akan tetap kalah jika kembali mengikuti kontestasi Pilpres.
"Sebanyak 26.3 persen responden sangat yakin Prabowo kembali kalah, dan 42.8 persen ragu-ragu. Data ini menggambarkan jika mereka yang memilih Prabowo saat survei memiliki keyakinan pilihannya akan tetap kalah," jelas Dedi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/7/2020).
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan jika persentase keyakinan responden atas kalahnya Prabowo bisa mempengaruhi pilihan di saat Pilpres benar-benar dilakukan.
"Mereka yang saat ini masih memilih Prabowo sementara ragu atau bahkan yakin akan kalah, punya potensi mengurungkan pilihan pada Prabowo, hal ini bisa saja karena ada kejenuhan pemilih," lanjut Dedi.
Sementara itu, nama lain yang turut mendapat perhatian publik secara berturut; Sandiaga Uno 8.8 persen, Ridwan Kamil 6.0 persen, AHY 5.7 persen, Airlangga Hartarto 4.3 persen, Khofifah Indar Parawansa 4.0 persen, Mahfud MD 3.0 persen. Doni Munardo 2.9 persen, Gatot Nurmantyo 2.1 persen, dan Tito Karnavian 1.1 persen.
"Semua tokoh potensial memiliki peluang karena ini tentu masih sangat cair, bahkan jika tanpa keikutsertaan Prabowo di 2024, kontestasi akan sangat ramai dan freah dengan nama-nama baru," terang Dedi.
Survei IPO dilakukan pada 8-19 Juni 2020, dengan metode Wellbeing Purposif Sampling (WPS), melibatkan 1350 responden dari 30 Provinsi. Hasil survsi memiliki akurasi dalam rentang maksimum 97 persen, dengan sampling error 3,5 persen. []