logo
×

Senin, 06 Juli 2020

Sindiran BAMUSI PDIP: Alhamdulilah, Dulu Pro Khilafah Sekarang Jadi Jubir Pancasila

Sindiran BAMUSI PDIP: Alhamdulilah, Dulu Pro Khilafah Sekarang Jadi Jubir Pancasila

DEMOKRASI.CO.ID - Perdebatan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) ternyata memiliki berkah tersendiri.

Pasalnya, hal ini kemudian memunculkan kelompok yang sebelumnya dikenal pro negara teokrasi atau negara agama, berubah mendukung Pancasila.

Hal ini semakin menguatkan bukti Pancasila menjadi pemersatu bangsa.

Pada akhirnya publik makin bicara pentingnya Pancasila.

Demikian disampaikan Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi, Minggu (5/7/2020).

“Kami merasa bangga dan bersyukur, bahwa pada akhirnya mereka yang selama ini selalu menggaungkan ideologi khilafah dan negara pro-teokrasi, yang secara terbuka menyatakan berseberangan dengan Pancasila, mereka justru semakin lantang menjadi juru bicara Pancasila di ruang publik,” ujarnya.

Teokrasi adalah di mana negara menganggap konstitusi, ideologi serta peraturan lainnya ialah berdasarkan nilai-nilai keagamaan.

Salah satu contohnya adalah Arab Saudi yang merupakan negara monarki absolut dan ideologinya menggunakan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Belakangan ini, sejumlah kelompok seperti Persaudaraan Alumni 212 dan bekas ormas Front Pembela Islam (FPI) kerap turun ke jalan bersuara tentang Pancasila dalam polemik RUU HIP.

Mereka membangkitkan lagi isu komunisme dan secara khusus menyerang PDI Perjuangan (PDIP).

Pria yang akrab disapa Gus Mis ini mengatakan dia melihat aksi itu dari sisi lain.

Yakni soal perubahan ide yang mendukung teokrasi, yang jelas bertentangan dengan Pancasila, dan kini malah mempromosikan Pancasila.

“Hal ini merupakan berkah Tuhan pada negeri ini, sehingga tugas kita selanjutnya adalah membumikan Pancasila agar dapat mewarnai seluruh kehidupan berbangasa dan bernegara,” kata lulusan Al Azhar Kairo itu.

Dia mengatakan semua harus optimistis bahwa Pancasila adalah ideologi pemersatu bangsa yang akan membawa negeri ini pada kemajuan dan kesejahteraan.

“Selama kita berpijak pada Pancasila, kita akan mempunyai masa depan yang cerah dalam mewujudkan Trisakti Bung Karno, yaitu kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” sambungnya.

Sementara PDIP sendiri, lanjut Gus Mis, merupakan parpol yang selama ini terdepan dalam mengukuhkan dan membumikan Pancasila, sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Setiap kader partai mempunyai latar belakang dari berbagai agama, suku, dan bahasa, dan berada dalam satu rampak barisan untuk menjadikan Pancasila sebagai titik-temu dan kekuatan bersama dalam membangun negeri ini.

“Sebab itu, nasionalisme para kader yang menginspirasi perjalanan negeri ini sangat kokoh karena bersumber dari keyakinan dan pemahaman yang utuh terhadap Pancasila,” kata Gus Mis.

Dia juga berterima kasih kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Agama-Agama lainnya yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan inspirasi agar Pancasila semakin kokoh dan berdiri tegak sebagai ideologi bangsa.

“Pancasila merupakan pelita yang akan menerangi negeri ini, yang akan membawa kerukunan dan kedamaian, serta mampu mewujudkan keadilan sosial,” katanya.

Di sisi lain, Gus Mis mengatakan dia sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang masih cenderung memainkan kartu politik, khususnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD) dalam perdebatan mutakhir.

“Kita sejatinya mempunyai kearifan dan kebijaksanaan dalam berdemokrasi, bahwa di tengah pandemi ini kita membutuhkan gotong-royong dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga kita mampu bangkit dan fokus pada upaya memajukan negeri,”

“Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam tindakan politik kita di tengah pandemi,” pungkasnya. (flo/jpnn/pojoksatu)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: