DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan inkonsisten Gibran Rakabuming Raka bisa menjadi senjata untuk calon lawannya di Pilkada Kota Solo 2020 nanti. Statement yang berbanding 180 derajat dengan kenyataan itu juga akan selamanya dicatat dalam sejarah.
Begitu kata pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam usai melihat video wawancara Gibran yang mengaku tidak akan menjadi politisi selama 10 tahun mendatang, kira-kira hingga usianya lebih dari 40 tahun.
"Itulah inkonsistensi Gibran yang selamanya akan dicatat oleh sejarah. Isu tersebut bukan tanpa masalah, karena selamanya sewaktu-waktu akan diungkit oleh publik," kata Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/7).
"Maka statement tersebut akan menjadi pintu masuk bagi calon lawan Gibran selain politik dinasti," sambungnya.
Video wawancara Gibran yang kembali beredar itu, kata Saiful, membuat pintu bagi calon lainnya untuk melawan Gibran semakin terbuka.
"Calon yang selama ini enggan melawan Gibran, yang notabene anak presiden terbuka lebar bertarung dengan memainkan isu inkonsistensi dan dinasti politik," kata Saiful.
Apalagi sambung Saiful, jika calon lawan Gibran mampu merangkul orang-orang yang kecewa terhadap pencalonan ayah dari Jan Ethes tersebut.
“Akan menjadi hal yang menarik apabila barisan sakit hati bersatu dan memunculkan calon alternatif untuk mengalahkan Gibran dalam Pilkada Solo," pungkas Saiful. (Rmol)