DEMOKRASI.CO.ID - Jika ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden atau presidential threshold tidak berubah alias tetap 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional, diperkirakan hanya akan muncul dua pasangan calon pada Pilpres 2024. Pasangan itu merupakan 'Calon Istana' dan 'Calon Luar Istana'.
Pakar hukum tata negara Refly Harun yang kerap mengampanyekan agar presidential threshold dihilangkan mengatakan, 'Calon Istana' mungkin Prabowo Subianto-Puan Maharani, sepanjang Prabowo elektabilitasnya nomor satu. Atau siapa pun yang elektabilitasnya teratas yang di-endorse oleh Jokowi dan PDIP, misalnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Sementara, calon di luar Istana adalah calon yang tidak di-endorse oleh kelompok atau kekuatan Istana, di situ ada nama Anies Baswedan, barangkali ada Ridwan Kamil, bukan tidak mungkin juga Sandi Uno, dengan catatan Sandi Uno keluar dari orbit Gerindra, dan nama-nama yang disebutkan lainnya seperti AHY yang masih bisa menggeliat, bisa juga Susi Pudjiastuti. Jadi, ada persaingan antara kekuatan Istana dan luar Istana, untuk saat ini paling tidak," jelas Refly di channel YouTube Refly Harun.
Refly menambahkan, dia terus mengampanyekan agar presidential threshold dihilangkan. Kalau presidential threshold dihilangkan, akan ada 16 slot capres, sesuai dengan jumlah parpol yang berkonstetasi pada Pilpres 2019.
"Lebih asyik kan, daripada kita hanya (calon) presidennya itu-itu saja. Jadi, partai-partai kecil akan beramai-ramai mencalonkan orang dengan elektabilitas tertinggi. Sementara, partai besar pasti akan bingung karena memikirkan dirinya sendiri," ujar Refly. []