DEMOKRASI.CO.ID - Posisi bakal calon Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang akan maju bersama pasangannya, Teguh Prakosa sulit ditandingi kubu lawan.
Selain Solo merupakan basis PDIP, posisi Presiden Joko Widodo yang juga merupakan ayah Gibran masih memiliki pengaruh besar untuk merengkuh suara di Pilwalkot Solo.
Demikian disampaikan Direktur Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara dalam merespons dinamika politik di Pilwalkot Solo usai pengumuman resmi yang disampaikan PDIP sebagai parpol pengusung.
Kendati demikian, keperkasaan Gibran-Teguh yang juga disokong mayoritas parpol pemilik kursi DPRD Surakarta itu bisa saja dilawan dengan mengambil ceruk simpati pendukung Achmad Purnomo, politisi PDIP yang tergeser oleh Gibran sebagai bakal calon Walikota Solo.
"Gagalnya Achmad Purnomo mendapat rekomendasi dari PDIP sebenarnya menimbulkan banyak kekecewaan kader-kader PDIP yang sudah berjuang dari bawah," kata Igor Dirgantara kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/7).
Setelah itu, kata Igor, isu dinasti politik bisa dimanfaatkan oleh Achmad Purnomo untuk mengalahkan Gibran.
"Jika bukan Achmad Purnomo, maka percuma juga melawan pasangan Gibran-Teguh, karena yang muncul kemungkinan cuma 'calon boneka' saja yang dimajukan supaya pesta demokrasi di Solo tampak meriah dan terhindar dari kotak kosong sebagai lawan," tegasnya.
Akan tetapi, Igor pesimis bila skenario tersebut bisa dijalankan mengingat baru-baru ini, Achmad Purnomo sudah dipanggil Presiden Joko Widodo ke istana.
"Sebagai kader PDIP kompeten yang gagal mendapat rekomendasi, besar kemungkinan dia akan legowo karena tekanan politik kekuasaan," tandasnya.(rmol)