DEMOKRASI.CO.ID - Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman mengungkapkan buronan Djoko Tjandra sering bolak-balik Indonesia dan Kuala Lumpur.
Diungkapkan Boyamin, dalam pelarian, Djoko Tjandra biasanya menggunakan jet pribadi ataupun pesawat komersil.
"Ada beberapa kali, pernah pakai private jet, dan pesawat komersil, ini berulang," kata Boyamin dalam sebuah diskusi, Sabtu (18/7).
Boyamin juga mengungkapkan bahwa keberadaan Djoko Tjandra di Indonesia hanya singkat. Biasanya berkisar dua sampai tiga hari saja.
"Hanya 2-3 hari, urus PK dan KTP, selesai urus itu balik lagi ke KL, urus paspor balik lagi ke KL, juga pernah surat kuasa seperti itu," tuturnya.
Sebelumnya, Boyamin juga mengungkapkan Brigjen Prasetijo Utomo sempat menemani buronan Djoko S Tjandra ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Dalam perjalanan dari Jakarta ke Pontianak itu, kata Boyamin, Djoko Tjandra menggunakan surat jalan yang dibuat Prasetijo.
"Prasetijo Utomo juga menurut informasi yang masuk ke saya juga dia pernah ikut mengawal ke Pontianak dengan private jet," kata Boyamin.
MAKI juga menduga ada lembaga negara yang memberikan surat jalan kepada Djoko Tjandra sehingga tidak tersentuh aparat penegak hukum.
Salinan surat itu pun diberikan kepada Ombudsman RI dan Komisi III DPR RI. Dan, belakangan setelah diselidiki itu ternyata dikeluarkan Prasetijo Utomo yang menjabat Kakorwas PPNS Bareskrim Polri.
Akibatnya, Kapolri Jenderal Idham Azis mencopot Prasetijo dari jabatannya. Ia lantas dimutasi menjadi Pati Yanma Polri dalam rangka pemeriksaan.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan dari hasil pemeriksaan didapati memang ada komunikasi langsung, tanpa perantara, antara Prasetijo dan Djoko Tjandra.
Tak hany itu, Argo pun mengonfirmasi perihal surat bebas Covid-19 yang difasilitasi Prasetijo untuk Djoko Tjandra. Namun, kata dia, sosok yang diperiksa Pusdokkes Polri untuk mendapat surat bebas Covid-19 itu adalah yang mengaku sebagai Djoko Tjandra.[]
