logo
×

Selasa, 14 Juli 2020

Isu PKS Lamar Tito jadi Capres 2024, HNW: Itu Berita Tidak Valid

Isu PKS Lamar Tito jadi Capres 2024, HNW: Itu Berita Tidak Valid

DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera menanggapi isu yang diangkat salah satu media online yang seakan-akan PKS ingin melamar Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk menjadi calon presiden pada pemilu 2024. Dia menyebut isu tersebut sejenis hoaks.

"Itu berita tidak valid. Sejenis “hoax.” Itu kerjaan media, agar beritanya dibaca dibuatlah judul sensasional. Sayangnya masih ada saja pembaca yang mau jadi korban judul berita, tak kritis dan tak mau baca beritanya secara benar. Dan bukan begitu juga cara pencapresan di @PKSejahtera," kata Hidayat melalui akun Twitter @hnurwahid untuk menjawab pertanyaan netizen tentang sebuah berita yang dimuat salah satu media online.
 
Demikian juga anggota Fraksi PKS DPR Tifatul Sembiring, dia meluruskan isu yang diangkat media tersebut. Tifatul juga menjelaskan secara singkat mekanisme di internal PKS dalam mengusung calon presiden.

"Nggak ada cerita ngelamar di situ, medianya aja yang lebay. Di PKS mencalonkan Presiden itu bukan di sidang komisi DPR. Nanti, anggota majelis Syuro PKS yg usulkan, lalu dibahas..." kata Tifatul melalui akun Twitter @tifsembiring.

Isu tersebut diangkat salah satu media online berangkat dari pernyataan anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKS  Mardani Ali Sera yang memuji kinerja Tito Karnavian dalam rapat kerja bersama di gedung DPR, Senin (13/7/2020).

Menanggapi jawaban Hidayat, seorang netizen dengan akun @BusranMekar mengatakan mendapat kesan Hidayat tidak tegas menyebut berita tersebut hoaks.

"Tidak valid dan sejenis hoax" ??? Coba cerna kata-kata ini, Pak Hidayat tidak tegas mengatakan bahwa berita ini hoax. Beliau juga mengatakan "tidak valid" jadi tidak sepenuhnya salah. Mungkin Pak Tito masuk di radar survey litbang PKS. Biasa begitu. Wallahu'alam...." katanya. []
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: