DEMOKRASI.CO.ID - Masuknya vaksin Sinovac untuk uji klinis tahap III ke Indonesia memunculkan dugaan bakal jadi kelinci percobaan oleh China.
Namun demikian, anggota Komisi III DPR RI fraksi PDI Perjuangan, Rahmad Handoyo menegaskan, hal tersebut salah persepsi. Pasalnya, vaksin yang muncul pasti telah melalui sejumlah uji klinis lewat binatang maupun manusia.
"Kok menjadi kelinci percobaan? Salah persepsi. Justru kita tuh beruntung sebagai tempat uji coba. Kenapa beruntung? Bahwa ketika vaksin yang diuji coba di Indonesia itu sesuai dengan virus yang ada di Indonesia," ujar Rahmad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (21/7).
Menurut Rahmad Handoyo, ujicoba vaksin Sinovac di Indonesia menjadi sebuah keharusan lantaran adanya kerja sama antara perusahaan farmasi Indonesia PT Bio Farma dengan Sinovac. Sehingga, harus ada uji coba di Indonesia, dengan harapan antivirus tersebut ampuh menyembuhkan Covid-19 di tanah air.
"Coba kalau kita beli vaksin di luar negeri. Dibuat di Indonesia, tapi tidak ada uji coba di Indonesia, berarti uji cobanya di luar negeri semua. Virusnya di luar negeri semua, belum tentu itu virus yang ada di Indonesia sama dengan di luar negeri," katanya.
Ditambahkan Rahmad Handoyo, Indonesia harus merasa beruntung lantaran Sinovac mempercayakan Indonesia menjadi tempat uji coba antivirus tersebut.
"Kalau tanpa uji coba, langsung diuji coba di luar negeri, semua dibikin di luar negeri, ya kalau cocok. Kalau tidak cocok ternyata virusnya mendenges tetap dikasih vaksin, ternyata virusnya tetap menyerang ke kita, masih kena virus kan? Justru kita rugi, sudah beli banyak," tandasnya. (*)