DEMOKRASI.CO.ID - Letak lautnya yang sangat strategis, membuat Indonesia jadi jalur
pelayaran kapal-kapal pada masa lalu. Banyak di antara kapal-kapal yang
sebagian besar kapal dagang tersebut karam di perairan Indonesia.
Plt
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (KKP),
Syarief Widjaja, mengatakan ada 640 titik perairan yang sudah
terindikasi menyimpan harta karun atau Benda Muatan Kapal Tenggelam
(BMKT).
"Kita
punya 640 titik kapal tenggelam di seluruh Indonesia. Kapal-kapal
tenggelam ini sebetulnya milik dinasti ming misalnya atau negara lain,
seperti Belanda, Australia, dan lainnya. Mereka pasti punya data
kapalnya tenggelam di mana, jadi ini adalah warisan budaya milik bersama
atau dunia," jelas Syarief di kantor KKP, Jakarta, Jumat (6/1/2016).
Sebagian
besar BMKT tersebar di perairan Kepulauan Riau, Selat Karimata,
perairan Bangka Belitung, dan Laut Jawa. Sebaran kapal tenggelam itu
umumnya membawa komoditas dan barang dari China, Asia Barat, dan Eropa,
seperti Belanda (VOC), Inggris, dan Spanyol.
Dirjen
Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti menyampaikan, setiap
lokasi BMKT dapat bernilai US$80 ribu-US$18 juta. Apabila dimanfaatkan
untuk mendukung pariwisata, BMKT dapat menghasilkan US$800-US$126.000
per bulan per lokasi.
Pemerintah saaat
ini sedang gencar memburu harta karun berupa batangan emas di bawah laut
sebagai aset negara. Adapun harta karun tersebut diangkat ke atas untuk
dihitung dan dinilai sesuai kisaran harga pasar.
"Objek
harta karun tersebut diangkat dulu ke atas, kita cek dimensinya, baru
kita nilai pasarnya berapa. Dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu kita
dapat nilai harta karun dalam bentuk batangan emas," ujar Direktur
Penilaian Ditjen Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu),
Kurniawan Nizar, di Jakarta, Minggu (26/7/2020). (*)