DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono mengungkapkan kegeraman Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal realisasi belanja pemerintah yang berjalan lambat. Padahal situasinya akibat pandemi COVID-19 ini memberi ancaman bagi perekonomian Indonesia.
Basuki menjelaskan alasan kemarahan Jokowi karena itu satu-satunya yang bisa diandalkan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi negara.
"Tinggal hanya satu-satunya pengungkit untuk pertumbuhan ekonomi, belanja pemerintah. Jadi kenapa Bapak Presiden marah-marah kalau belanja pemerintahnya lambat, karena hanya itu bisa kita harapkan untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi," kata Basuki dalam diskusi bersama PDI Perjuangan yang disiarkan secara online, Kamis (23/7/2020).
Indonesia hanya punya waktu tiga bulan ke depan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal III. Sedangkan ekonomi kuartal II diproyeksikan bakal negatif. Jokowi tak mau ekonomi kuartal ketiga juga negatif.
"Kita hanya punya waktu 3 bulan, Juli, Agustus, September. Bapak Presiden ingin akhir September nanti dari (ekonomi) minus 4,3% (berdasarkan proyeksi) tidak terus terjun tapi rebound. Berapapun angkanya tapi tidak turun," lanjutnya.
Jokowi beberapa waktu lalu mengungkapkan akan memantau setiap hari anggaran kementerian dan lembaga. Sebab kuartal ketiga tahun ini akan menjadi kunci bagi upaya pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi.
"Saya sekarang ini melihat belanja kementerian itu harian. Naiknya berapa persen. Harian, saya lihat betul sekarang. Karena memang kuncinya di kuartal ketiga ini. Begitu kuartal ketiga bisa mengungkit ke plus (pertumbuhan ekonomi), ya sudah kuartal keempat lebih mudah, tahun depan insyaallah juga akan lebih mudah," ujarnya dilansir dari laman Presiden RI, Rabu (8/7/2020).(dtk)