DEMOKRASI.CO.ID - Bank Dunia memperkirakan perekonomian Indonesia tahun ini hanya tumbuh 0 persen karena kecemasan konsumen dan pembatasan pergerakan untuk meredam penyebaran virus Covid-19.
World Bank Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan upaya pencegahan penyebaran virus telah mengakibatkan berhentinya kegiatan pariwisata, toko maupun restoran dan rendahnya harga komoditas.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi yang diprediksi nol persen berdasarkan tiga hal, pertama ekonomi global terkontraksi 5,2 persen, kemudian aktivitas ekonomi Indonesia mulai kembali dibuka secara penuh pada Agustus, serta tidak ada gelombang kedua penyebaran Covid-19.
Sementara itu, menurut laporan Indonesia Economic Prospects Bank Dunia edisi Juli 2020 yang dipublikasikan hari ini, pemulihan ekonomi Indonesia akan terjadi secara berangsur-angsur dan pertumbuhan PDB riil diproyeksikan akan mencapai 4,8 persen pada 2021 dan akan kembali ke 6.0 persen pada 2022.
Dia menambahkan dalam menghadapi krisis ini, pemerintah Indonesia telah mengumumkan paket kebijakan fiskal yang mencapai 4,3 persen dari PDB meliputi dana untuk meningkatkan kesiapan sektor kesehatan dan peningkatan secara substansial untuk program bantuan sosial.
“Jika dicairkan secara penuh dan tepat sasaran, maka paket stimulus dapat mencapai tujuannya untuk memitigasi dampak pandemi terhadap kemiskinan,” ujar Kahkonen dalam diskusi virtual, Kamis(16/7).
Kahkonen mengatakan Bank Dunia menyambut baik tindakan masif dari pemerintah Indonesia untuk memitigasi dampak dari krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Sangat penting untuk secara efektif menerapkan paket kebijakan tersebut agar dampaknya dapat dirasakan secara penuh oleh masyarakat maupun perekonomian,” kata dia.
Kahkonen juga merasa terdorong dengan kegigihan pemerintah Indonesia menggunakan krisis ini sebagai peluang dengan mempercepat berbagai reformasi penting untuk meningkatkan daya saing yang akan menjadi dasar kuat bagi pemulihan yang lebih kuat.(*)