DEMOKRASI.CO.ID - Ada puzzle politik menarik dalam video 'kemarahan' Jokowi ke menteri yang tak punya sense of crisis. Apakah benar ini adalah kode berisi pesan kuat sosok menteri yang bakal di-reshuffle, atau hanya suatu kebetulan?
Isu reshuffle kabinet menggelinding kencang setelah Presiden Jokowi menegur keras para menteri yang tak punya sense of crisis. Presiden Jokowi menegur keras para menteri yang dinilai tidak punya sense of crisis di tengah pandemi COVID-19 di sidang kabinet paripurna pada tanggal Kamis 18 Juni 2020.
Namun, video tersebut baru diunggah ke Youtube sepuluh hari kemudian. Tentang jeda waktu antara pengambilan video dan upload ke Youtube, Setpres pun telah berbicara gamblang, yakni karena sidang kabinet paripurna tersebut bersifat intern dan baru diunggah karena arahan presiden yang tegas perlu diketahui publik.
Meskipun Sekretariat Presiden RI telah memberikan penjelasan, namun ada saja pihak menerka, kenapa perlu waktu 10 hari sebelum video yang memantik isu reshuffle kabinet itu muncul ke publik.
Jika diamati lebih dalam, seolah ada pesan-pesan politik yang tersirat dalam setiap detik arahan tegas Presiden dalam video tersebut. Diamati detikcom pada Jumat (3/7/2020). Selain Presiden Jokowi, ada seorang menteri yang muncul pada saat 'tepat' dalam video berdurasi 10 menit yang di-upload pada hari Minggu, 28 Juni 2020 tersebut.
Video tersebut diawali dengan tulisan judul 'Arahan Tegas Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, 18 Juni 2020". Kemudian tampak Menko PMK Muhajir Effendi dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto duduk bersebelahan lengkap dengan masker. Setelah itu terlihat Menkeu Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir sedang bercakap, berlanjut dengan suasana jelang rapat sampai Presiden memulai sidang kabinet paripurna tersebut.
Hampir separuh video berputar, tepatnya sekitar menit ke 5, Presiden mulai menegur menterinya. "Bidang kesehatan, dianggarkan dari Rp 75 triliun baru keluar 1,53%, coba. Uang beredar di masyarakat ke-rem ke situ semua. Segera itu dikeluarkan dengan penggunaan yang tepat sasaran. Kita men-trigger ekonomi. Pembayaran tunjangan untuk dokter, untuk dokter spesialis untuk tenaga medis segera keluarkan. Belanja untuk peralatan segera keluarkan," kata Jokowi dengan nada tegas.
Pada saat Jokowi memberikan arahan ini kamera video mengarah ke Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Menkes yang berbatik cokelat plus masker hitam terlihat memperhatikan Jokowi sambil memegang catatan.
"Bansos yang ditunggu masyarakat segera keluarkan. Kalau ada masalah lakukan tindakan-tindakan lapangan. Meskipun sudah lumayan tapi baru lumayan. Ini harusnya extraordinary, harusnya seratus persen," kata Jokowi menegur menteri terkait, kemudian muncul gambar suasana rapat, terlihat seluruh menteri sedang memperhatikan arahan Presiden.
Jokowi lantas bicara sektor ekonomi agar stimulus masuk ke sektor usaha kecil, usaha mikro. "Mereka menunggu semua, jangan biarkan mereka mati dulu baru kita bantu, nggak ada artinya," kata Jokowi dengan raut kecewa.
"Saya harus ngomong apa adanya, nggak ada progres yang signifikan, nggak ada," kata Jokowi dengan nada keras.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan tampak serius menulis arahan Jokowi saat sang presiden bicara kondisi extraordinary. Inti video tersebut terdapat pada menit ke 8, Jokowi mengeluarkan sebuah peringatan keras berujung kata reshuffle kabinet.
"Langkah apapun yang extra ordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi sambil mengangkat kedua tangannya, diikuti tampilan video menyapu seluruh menteri.
Pernyataan Jokowi kali ini dipandang banyak kalangan cukup keras. Lalu kapan reshuffle kabinet bakal diumumkan?(dtk)