DEMOKRASI.CO.ID - Staf Khusus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga merespons tudingan politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu terkait direksi dan komisaris titipan. Berikut kritik balik dari Arya Sinulingga.
(1) Adian dinilai tak mengerti budaya korporasi
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai hal itu menunjukkan jika Adian tak mengerti budaya korporasi.
Ini saya menjawab Adian Napitupulu yang mengatakan bahwa ada lebih dari 5.000 komisaris atau direksi titipan karena tidak jelas asal muasal dan tidak pernah ada pembukaan lowongan pekerjaan direksi dan komisaris secara terbuka. Pernyataan Bung Adian ini malah menunjukkan bahwa Bang Adian tidak mengerti budaya korporasi, dan lucu," kata Arya Sinulingga kepada media, Jumat (24/7/2020).
(2) Jarang ada perusahaan buka lowongan untuk direksi dan komisaris
Arya menjelaskan, tidak ada perusahaan yang membuka lowongan kerja untuk jabatan direksi dan korporasi. Menurutnya, kalaupun ada itu sangat jarang sekali.
"Karena apa? Karena mana ada perusahaan pernah buka lowongan pekerjaan untuk direksi dan komisaris di media-media atau diumumkan secara terbuka, gitu. Coba lihat deh. Cek aja di perusahaan manapun di dunia ini, gitu. Lucu gitu ya ada mungkin satu dua tapi jarang sekali. Jadi memang Bung Adian ini tidak paham budaya korporasi," terangnya.
(3) Direksi & komisaris dipilih berdasarkan kemampuan
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai, Adian tak memahami budaya korporasi. Dia menjelaskan, direksi dan komisaris dipilih berdasarkan kemampuannya. Kemudian, orang yang dipilih memiliki rekam jejak terkait bidang perusahaan tersebut.
"Karena nggak paham budaya korporasi akhirnya mengatakan bahwa ini menuduh padahal kita tahu semua ada proses-proses, yang namanya direksi dan komisaris itu dipilih ada prosesnya mencari orang yang tepat, orang yang memang punya kemampuan, orang yang punya latar belakang di industri tersebut," katanya kepada media, Jumat (24/7/2020).
(4) Pernyataan Adian dinilai blunder
Kembali Arya Sinulingga menuturkan, Adian tak mengerti budaya korporasi dan banyak blundernya.
"Jadi lucu, ini bukan jabatan publik, gitu. Ini kan posisi korporasi gitu, jadi saya bisa mengatakan bahwa Bung Adian Napitulu ini jadi banyak blundernya. Karena tidak paham budaya korporasi," tutupnya.(dtk)