DEMOKRASI.CO.ID - Aksi Pimpinan Ormas se-Jakarta Barat bersama para ulama, ustaz, habaib, tokoh masyarakat, jawara, dan unsur masyarakat lain menolak kebangkitan PKI cukup menyedot perhatian publik. Mereka tak hanya membacakan pernyataan sikap penolakan terhadap anasir kebangkitan PKI tapi juga membakar spanduk berlatar belakang merah dengan logo palu arit khas PKI.
“Ganyang, ganyang, ganyang PKI, ganyang PKI sekarang juga,” teriak massa serempak usai mengikuti pembacaan pernyataan sikap yang dibacakan oleh ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) Jakarta Barat, Ustaz Bahrul Lutfi di Masjid Al-Hasni, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (13/6).
Sembari meneriakan sikap perlawanan terhadap ideologi dan gerakan Komunis, perwakilan Ormas dan ulama se-Jakarta Barat menginjak-injak spanduk berlogo PKI. Kepulan abu tanah menjulang ke langit.
“Injak, injak, injak PKI, injak PKI sekarang juga,” seru beberapa perwakilan Ormas.
Setelah itu, mereka mulai membakar spanduk merah berlogo PKI sembari mengumandangkan shalawat. Asap dari bakaran spanduk tak terhindarkan, massa tetap bersemangat membakar beberapa spanduk berlogo palu arit di tengah teriknya matahari.
Dalam pernyataan sikapnya, mereka mendesak Presiden Joko Widodo mengambil kebijakan dan langkah-langkah nyata yang tegas dan terukur, serta memerintahkan aparat hukum dan keamanan untuk mencegah kebangkitan paham komunis dan PKI. Termasuk meminta dan menekankan kewaspadaan kepada Fraksi-fraksi di DPR-RI untuk mengingat sejarah yang memilukan dan terkutuk yang dilakukan oleh PKI.
“DPR-RI agar dalam membahas RUU HIP (Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila) tidak mereduksi Pancasila, terutama sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang telah dikukuhkan dengan pasal 29 ayat 1 UUD 1945, serta mdwaspadai disingkirkannya peran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk mewaspadai adanya indikasi memformalisasi komunisme,” ujar Ustaz Bahrul, inisiator kegiatan tolak kebangkitan PKI. []
