DEMOKRASI.CO.ID - Aksi nekat prajurit TNI dari kesatuan Kontingen Garuda XXIII-M/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNFIL) yang menghadang tank Israel di perbatasan Libanon mendapatkan sorotan dunia internasional. Sebab, keberanian prajurit TNI penjaga perdamaian dunia itu terjadi di luar batas normal, yaitu menghadang dan mengusir konvoi pasukan militer Israel yang hendak meringsek masuk ke perbatasan Libanon.
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayor Jenderal TNI Victor Hasudungan Simatupang menjelaskan, insiden pengadangan tank tentara Israel itu terjadi ketika Kontingen Garuda XXIII-M/UNFIL yang bertugas di Blue Line atau Garis Biru perbatasan Israel dan Libanon mendapatkan informasi dari intelijen PBB yang menyatakan bahwa akan ada pergerakan tentara Israel ke arah Blue Line.
Mendapatkan informasi tersebut, lanjut Mayjen Simatupang, pasukan Kontingen Garuda UNFIL yang bertugas sebanyak 1 kompi itu melakukan patroli perbatasan dengan menggunakan Anoa PBB.
"Sekitar pukul 13.00 waktu setempat kita melihat pergerakan tentara Israel itu menerobos Blue Line Libanon. Dan di sana juga ada tentara Libanon yang siap melakukan pertikaian atau perlawanan," kata Mayjen Victor Hasudungan Simatupang, Jum'at, 19 Juni 2020.
Lebih jauh ia kisahkan, proses pengadangan tentara Israel dan tentara Libanon di sekitar Blue Line itu dilakukan karena wilayah Blue Line adalah wilayah netral. Di wilayah itu, lanjut Victor, tidak boleh ada satu ledakan yang terjadi, apa lagi kalau dua pasukan militer antar negara itu melangsungkan peperangan.
Ia menceritakan, proses pengadangan tank tempur Israel dan tentara Libanon itu berlangsung sekitar tiga jam. Menurut Victor, 23 personel TNI dari yang berasal dari Kontingen Garuda dibawah pimpinan Danki Alfa, Mayor Inf Handi Wibowo telah berhasil meminta pasukan Israel dan pasukan Libanon untuk keluar dari wilayah pertikaian.
"Setelah tentara kita kibarkan bendera PBB yang untuk menyatakan bahwa ini adalah wilayah neteral, tidak boleh ada satu ledakan pun di wilayah itu, dan kita usir Lebanon dan Israel supaya jangan bertikai. itu terjadi sampai jam 4 sorean," katanya.
"Dan apa yang kita lakukan itu semuanya sudah sesuai dengan Standar Operation Prosedur (SOP) yang dikeluarkan oleh PBB," tambahnya. (*)