DEMOKRASI.CO.ID - Program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diprediksi akan memakan biaya hampir seribu triliun rupiah.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam menyikapi pelebaran defisit APBN 2020 sebesar 6,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) yang diprediksi memjadi beban pemerintah hingga 10 tahun.
“Program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional diperkirakan akan memakan biaya Rp 905,10 triliun,” ucap Menteri Keuangan, Sri Mulyani di akun media sosialnya, Jumat (19/6).
Menkeu dua periode itu tidak menjelaskan secara gamblang perhitungan pemerintah dalam program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang nilainya cukup fantastis tersebut.
Di sisi lain, hasil penanganan Covid-19 di lapangan nantinya akan sangat menentukan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun depan.
“Penyusunan RAPBN 2021 akan sangat bergantung dari keberhasilan pelaksanaan penaganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang sedang dijalankan pemerintah,” katanya.
Sri Mulyani mengaku optimis bila dana tersebut disalurkan tepat sasaran, perekonomian Indonesia akan pulih dan dapat normal kembali.
“Dengan dukungan DPR RI, otoritas moneter, semua elemen masyarakat pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan. Saya optimis Indonesia akan pulih, dan mampu menormalkan kembali aktivitas sosial ekonomi dengan tetap menjaga keamanan dari ancaman Covid-19( situasi normal baru),” tandasnya. (Rmol)