DEMOKRASI.CO.ID - Elit ataupun kader PKS semakin keras menentang RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Di gedung wakil rakyat, FPKS mendesak RUU kontroversi itu dibatalkan.
Sejalan dengan itu PKS juga bersuara keras menolak wacana penghapusan mata pelajaran pendidikan agama. Di mana, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud mewacanakan penggabungan pendidikan agama, kepercayaan dan PKN.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Fahmy Alaydroes, mencurigai penggabungan ini, sebagai rangkaian pendangkalan dan penghilangan agama secara perlahan dari kehidupan bernegara dan berbangsa, dengan berbagai alasan yang konyol.
Tak hanya itu, Fahmy menduga wacana penghapusan mapel pendidikan agama itu bertautan dengan konten RUU HIP.
“Boleh jadi wacana ini bertautan dengan konten RUU HIP yang juga ramai ditolak banyak kalangan, karena (juga) tendensius mengaburkan sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa”, dengan pasal yang memeras dan meringkas Pancasila menjadi Ekasila (yaitu Gotong Royong),” tutur Fahmy seperti dikutip fraksi.pks.id (19/06).
Pemikir Islam Abdullah Haidir sependapat dengan penegasan Fahmy Alaydroes. Haidir juga mengaitkan upaya penilepan sila Pancasila dengan RUU HIP dengan penghapusan mapel pendidikan agama.
“Setelah coba-coba nilep sila-sila Pancasila, sekarang mau geser pendidikan agama.... paham bener inimah kerjaan siapa...,” tulis Haidir di akun Twitter @abdullahhaidir1. (*)
Setelah coba2 nilep sila2 pancasila, sekarang mau geser pendidikan agama.... paham bener inimah kerjaan siapa... https://t.co/HEbj5nNcZs— Bela Ulama (@abdullahhaidir1) June 20, 2020