DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah Arab Saudi akhirnya kembali membuka pintu masuk untuk para jamaah haji tahun ini. Namun, kesempatan ini terbatas untuk warga Saudi dan mereka yang tinggal di sana saja.
Seperti dilihat detikcom dari akun Twitter resmi Kementerian Haji Saudi @HajMinistry, ibadah dalam rukun Islam kelima ini digelar dengan jumlah jamaah terbatas. Khusus untuk angkatan haji tahun 2020 ini.
"Sudah diputuskan haji tahun ini (1441 H/2020 M) dilakukan dengan jumlah jamaah sangat terbatas dari berbagai negara yang sudah berdomisili (reside) di Arab Saudi. Keputusan ini diambil untuk menjamin haji dilaksanakan dengan aman dari aspek kesehatan masyarakat sambil tetap melakukan berbagai tindak pencegahan. Termasuk jaga jarak untuk melindungi tiap orang dari risiko yang berkaitan dengan pandemi dan sesuai ajaran Islam yang mengutamakan keselamatan," begitu bunyi pernyataan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang juga diupload di Twitter @HaramainInfo.
Dilansir dari AFP, Selasa (23/6/2020) Arab Saudi akan membatasi jumlah jamaah haji 2020. Protokol kesehatan juga akan diterapkan selama ibadah haji 2020 untuk mencegah penyebaran COVID-19 atau virus corona.
"Diputuskan untuk mengadakan ziarah tahun ini dengan jumlah yang sangat terbatas ... dengan kebangsaan yang berbeda di kerajaan itu," tulis kantor resmi Saudi Press Agency.
Pemerintah Arab Saudi menegaskan selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan tiap muslim yang menunaikan ibadah haji 2020 dan umrah. Prioritas inilah yang menyebabkan Saudi berhati-hati dalam mengambil keputusan saat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Prioritas ini jugalah yang menyebabkan pelaksanaan umroh ditunda hingga situasi menjadi lebih baik.
Keputusan penundaan umroh sebelumnya menimbulkan banyak tanggapan dan sangat dihargai organisasi kesehatan dunia. Penundaan umroh berperan penting dalam mengendalikan penyebaran virus corona menjadi lebih luas di seluruh dunia. Berbagai usaha pencegahan selanjutnya bisa dilakukan demi menekan jumlah kasus infeksi COVID-19.
Pemerintah Saudi melalui Custodian of the Two Holy Mosques selalu merasa terhormat bisa melayani jutaan umat muslim tiap tahun yang melaksanakan ibadah haji dan umroh. Namun kesehatan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama sehingga tiap jamaah bisa melaksanakan ibadah dengan baik. Kondisi jamaah juga harus dipastikan selalu sehat sebelum, selama, dan setelah menunaikan rangkaian ibadah di Makkah dan Madinah ini.
Keputusan Saudi mengakhiri polemik seputar jadi tidaknya pelaksanaan ibadah haji 2020 atau 1441 H. Pemerintah Indonesia sebelumnya sudah membatalkan keberangkatan jamaah haji tahun ini dengan mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan para jamaah.
Kendati demikian, ibadah haji sangat terbatas untuk warga Saudi dan mereka yang telah tinggal di Saudi, dengan protokol ketat.
Seperti dilansir dari Reuters, Selasa (23/6/2020) pengumuman itu akan menjadi yang pertama di zaman modern di mana umat Islam dari seluruh dunia tidak diperbolehkan untuk melakukan haji tahunan ke Mekah. Pemerintah Saudi menjelaskan alasan dari lahirnya keputusan ini.
"Keputusan ini diambil untuk memastikan haji dilakukan dengan cara yang aman dari perspektif kesehatan masyarakat, sembari mengambil semua langkah-langkah dan protokol jarak sosial yang diperlukan untuk melindungi orang dari yang terkait dengan pandemi ini dan sesuai dengan ajaran Islam untuk melestarikan kehidupan manusia," kata kementerian terkait Saudi.(dtk)