DEMOKRASI.CO.ID - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Seperti itulah yang dialami kapten kapal induk Amerika Serikat (AS), Brett Crozier.
Kapten kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt itu dipecat karena dianggap gagal menangani virus Corona atau Covid-19 di kapal itu.
Crozer bersama ribuan pelaut dinyatakan positif Corona. Crozer sempat menulis surat yang mengeluhkan kurangnya dukungan dalam menangani Covid-19. Namun surat itu bocor ke media hingga membuat heboh AS.
Angkatan Laut AS menegaskan tidak akan mempekerjakan Crozer lagi untuk selamanya. Crozer dipecat permanen.
Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana Michael Gilday mengatakan Brett Crozier dinyatakan bersalah dalam menangani wabah Covid-19 di kapal bertenaga nuklir itu pada Maret.
Gilday juga menyalahkan Laksamana Muda Stuart Baker karena kepemimpinan yang buruk.
“Saya yakin baik Laksamana Baker maupun Kapten Crozier kurang dari apa yang kita harapkan saat mereka memegang komando,” kata Gilday dikutip dari AFP Sabtu (20/6/2020).
“Dalam tinjauan tindakan Laksamana Baker dan Kapten Crozier, mereka tidak cukup cepat memenuhi kewajiban utamanya untuk menjaga keamanan 5.000 awak kapal,” katanya.
Setelah melakukan penyelidikan 2 bulan, AL AS memutuskan Crozier tidaka akan kembali ke Roosevelt atau kapal-kapal lainnnya.
Sementara itu promosi yang dinantikan Baker telah ditunda sambil menunggu tinjauan lebih lanjut.
Wabah virus corona di kapal Roosevelt adalah salah satu gejolak awal pandemi di AS, yang membuat kapal perang itu tertahan selama lebih dari sebulan di pelabuhan Guam.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan perang AS, dan kekhawatiran wabah juga melanda kapal-kapal lain.
Lebih dari 1.000 pelaut termasuk Crozier, yang dinyatakan positif Covid-19 meski hanya sedikit yang menunjukka gejala parah dan satu orang meninggal.
Ketika dilakukan penyelidikan, ditemukan bahwa Crozier dan Baker gagal menangani krisis ini dengan baik, kata Gilday.
Crozier disebutnya lebih fokus pada kenyamanan para pelaut, mengatur kamar hotel daripada menerima fasilitas yang sudah disiapkan di pusat kebugaran.
Kasus corona di kapal itu pertama kali dilaporkan pada 24 Maret lalu, di mana ada tiga pelaut telah dites positif dan diterbangkan ke rumah sakit di Pasifik.
Jumlah kasusnya terus berkembang hanya dalam beberapa hari. Akibat itu, Angkatan Laut melakukan pengujian pada semua pelaut di atas kapal, yang berjumlah sekitar 5.000-an.
Penjabat Sekretaris Angkatan Laut Thomas Modly mengatakan bahwa personel kapal tidak dapat dievakuasi secara keseluruhan karena harus terus melakukan tugas-tugas penting seperti pengoperasian reaktor nuklir kapal induk.
Dia mengatakan bahwa sekitar 1.000 pelaut harus tetap berada di kapal untuk melakukan tugas-tugas itu.
“Kapal ini memiliki senjata di atasnya, memiliki amunisi di atasnya, memiliki pesawat terbang mahal, memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir. Diperlukan sejumlah orang di kapal itu untuk menjaga keselamatan dan keamanan kapal,” kata Modly.[psid]