DEMOKRASI.CO.ID - Pada hari ke-18 Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar rapid test massal di Surabaya, Jawa Timur menemukan sebanyak 201 orang reaktif.
Lokasi test digelar di dua tempat yaitu Jalan Raya Utama Imam Bonjol Depan Koramil Tegalsari dan di Halaman terminal Bratang.
Head of Medical Intelligence, Sri Wulandari, salah satu dokter yang menangani rapid test Covid-19, mengatakan memasuki hari ke 18, BIN tetap fokus menyasar lokasi-lokasi yang masuk dalam zona merah.
Di lokasi pertama Jalan Raya Imam Bonjol Sebanyak 878 orang menjadi peserta rapid test. Dari jumlah itu, 139 orang menunjukan hasil reaktif.
"Untuk yang swab test sebanyak 140 orang. 1 orang merupakan rujukan dari Puskesmas," ucap Wulan sapaan akrabnya- kepada wartawan, Senin (15/6).
Sedangkan di lokasi kedua yaitu di Halaman terminal Bratang, sebanyak 629 warga Surabaya menjadi peserta rapid test. Dari jumlah itu, 62 orang menunjukkan hasil reaktif.
"Yang mengikuti swab test jumlahnya 71 orang. Itu ada tambahan 9 orang rujukan dari puskesmas," jelasnya.
BIN masih akan melanjutkan rangkaian rapid test masal dan swab test sampai 20 Juni 2020 mendatang sebagaimana arahan dari Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan.
Kegiatan rapid test massal ini didukung tenaga medis, analis laboratorium dan tenaga pedukung sebanyak 40 orang dari Jakarta dan dibantu 20 anggota Binda Jatim dengan membawa peralatan pendukung seperti mobil laboratorium yang merupakan mobil lab dengan spesifikasi Biosafety Level 2 (BSL-2) yang bersertifikat internasional pertama di Indonesia.
Dalam rapid test ini, BIN menyiapkan 1.000 - 3.000 alat rapid test beserta 2 mobil lab untuk test PCR atau swab test setiap harinya. Selain menggelar rapid test, BIN juga turut memberikan bantuan ribuan alat-alat kesehatan seperti mobile lab PCR Test, APD lengkap untuk tenaga medis untuk ibu kota Jawa Timur ini.(rmol)