DEMOKRASI.CO.ID - Perdebatan ideologis yang sudah diselesaikan oleh para founding fathers berpuluh-puluh tahun silam mengenai Pancasila tidak perlu dikorek-korek lagi. Pancasila sebagai sebuah bentuk dasar konsensus Indonesia sudah bersifat final.Perdebatan ideologis yang sudah diselesaikan oleh para founding fathers berpuluh-puluh tahun silam mengenai Pancasila tidak perlu dikorek-korek lagi. Pancasila sebagai sebuah bentuk dasar konsensus Indonesia sudah bersifat final.
Demikian disampaikan Presiden PKS, M. Sohibul Iman menyoal polemik RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP), dalam cuitan akun Twitter pribadinya beberapa saat lalu, Sabtu (27/6).
"Biarlah gagasan dan rumusan-rumusan yang ada dalam perdebatan founding fathers itu jadi khazanah kita. Jangan dihapus dari sejarah, tapi juga tidak perlu dihidup-hidupkan lagi. Mari bernegara atas dasar konsensus. Yang disepakati adalah Pancasila, bukan Trisila dan Ekasila," ujar Sohibul Iman.
Menurut mantan Rektor Universitas Paramadina ini, rumusan Pancasila seperti pada Mukadimah UUD 1945 sebagai sebuah asas bernegara, tidak perlu lagi dirubah-rubah. Perdebatan ideologis yang sejatinya sudah selesai oleh para pendiri bangsa terdahulu itu harus segera disudahi.
Sohibul Iman mengatakan, masih banyak tantangan global yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia secara serius. Meskipun, didapati perbedaan-perbedaan pandangan dalam menyikapi dinamika global tersebut.
"Banyak tantangan dunia yang harus kita hadapi dengan serius. Tapi terhadap tantangan-tantangan tersebut tentu ada perbedaan pandangan di antara kita. Hal ini menuntut konsensus-konsensus baru. Tantangan-tantangan itu ada setiap saat, krn itu konsensus pun harus setiap waktu dan harus kreatif bukan reaktif. Mari menatap ke depan," pungkas mantan wakil ketua DPR ini.[rmol]
Demikian disampaikan Presiden PKS, M. Sohibul Iman menyoal polemik RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP), dalam cuitan akun Twitter pribadinya beberapa saat lalu, Sabtu (27/6).
"Biarlah gagasan dan rumusan-rumusan yang ada dalam perdebatan founding fathers itu jadi khazanah kita. Jangan dihapus dari sejarah, tapi juga tidak perlu dihidup-hidupkan lagi. Mari bernegara atas dasar konsensus. Yang disepakati adalah Pancasila, bukan Trisila dan Ekasila," ujar Sohibul Iman.
Menurut mantan Rektor Universitas Paramadina ini, rumusan Pancasila seperti pada Mukadimah UUD 1945 sebagai sebuah asas bernegara, tidak perlu lagi dirubah-rubah. Perdebatan ideologis yang sejatinya sudah selesai oleh para pendiri bangsa terdahulu itu harus segera disudahi.
Sohibul Iman mengatakan, masih banyak tantangan global yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia secara serius. Meskipun, didapati perbedaan-perbedaan pandangan dalam menyikapi dinamika global tersebut.
"Banyak tantangan dunia yang harus kita hadapi dengan serius. Tapi terhadap tantangan-tantangan tersebut tentu ada perbedaan pandangan di antara kita. Hal ini menuntut konsensus-konsensus baru. Tantangan-tantangan itu ada setiap saat, krn itu konsensus pun harus setiap waktu dan harus kreatif bukan reaktif. Mari menatap ke depan," pungkas mantan wakil ketua DPR ini.[rmol]