DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Pertahanan RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo melakukan kunjungan kerja ke Moskow, Rusia, Selasa (23/6/2020). Kunjungan ini merupakan yang pertama selepas pandemi Covid-19 mulai menghantam dunia beberapa waktu lalu.
Seperti dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan RI, yaitu @Kemhan_RI, Prabowo menemui Wakil Menteri Pertahanan Rusia Colonel General Alexander Fomin di kantor Kemhan Rusia, Moskow, Selasa (23/6/2020) waktu setempat.
"Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membicarakan hubungan bilateral dan kerja sama di berbagai bidang, termasuk pendidikan, latihan bersama, serta kerja sama industri pertahanan," tulis @Kemhan_RI seperti dikutip CNBC Indonesia.
Lebih lanjut, @Kemhan_RI menulis Prabowo berada di Rusia dalam rangka memenuhi undangan Menhan Rusia Sergey Shoygu untuk menghadiri Parade Ulang Tahun ke-75 Kemenangan Rusia terhadap Jerman pada Perang Dunia II tahun 1941-1945.
Sebelumnya, Prabowo melakukan kunjungan kerja ke Rusia, Selasa (28/1/2020) waktu setempat. Dalam kunjungan itu, Prabowo menemui Shoygu di kantor Kemenhan Rusia, Moskow.
Seperti dikutip dari rilis Kemenhan Rusia, Rabu (29/1/2020), Shoygu mengatakan pertemuan dengan Prabowo bermakna penting karena berlangsung jelang 70 tahun usia hubungan diplomasi antara Rusia dan Indonesia. Tidak hanya itu, Shoygu menyebut Kemenhan Rusia siap berpartisipasi dalam peringatan HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan RI yang jatuh pada 17 Agustus 2020.
"Kementerian Pertahanan Rusia siap berpartisipasi dalam perayaaan itu," ujarnya ketika itu.
Dalam pertemuan, kedua pihak mengutarakan keinginan untuk meningkatkan kerja sama bilateral, termasuk dari sisi militer. Shoygu pun berharap penandatanganan kemitraan strategis antara Rusia dan Indonesia dapat ditandatangani tahun ini.
"Kami memandang Indonesia sebagai salah satu partner penting Rusia di kawasan Asia Pasifik. Interaksi antara kedua negara dibangun berdasarkan persahabatan dan saling percaya. Kami mencatat hal itu merupakan prasyarat untuk membawa hubungan bilateral kedua negara ke level kemitraan strategis," kata Shoygu.
Prabowo mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan Shoygu. Ia pun menyebut Indonesia ingin terus meningkatkan hubungan dengan Rusia.
"Kami di Indonesia melihat Rusia sebagai salah satu negara terkuat di dunia. Rusia, atau sebelumnya Uni Soviet, selalu menolong Indonesia di masa-masa sulit, selalu di sisi kami," kata Prabowo.
Setelah itu, kabar perihal rencana pembelian 11 unit Sukhoi Su-35 senilai US$ 1,14 miliar mencuat. Hal itu juga telah diungkapkan secara langsung oleh Duta Besar RI untuk Rusia Wahid Supriyadi seperti dilaporkan cnnindonesia.com, Rabu (29/1/2020).
"Ya tadi disinggung juga (soal pembelian Sukhoi), itu tinggal tunggu proses saja," kata Wahid saat itu. "Iya (pembicaraan seputar kontrak pembelian Sukhoi) masih on. Ya segera setelah persyaratan terpenuhi (kontrak pembelian akan disepakati)," lanjutnya.
Setelah itu, tidak lagi terdengar tindak lanjut dari pertemuan itu mengingat pandemi Covid-19 menerjang. Baik Rusia maupun Indonesia terkena dampak baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Kemudian pada Jumat (29/5/2020), sebuah kabar tersiar dari Rusia. Via laman stasiun televisi milik Kementerian Pertahanan Rusia, Zvezda, Rosoboronexport (perwakilan negara untuk ekspor/impor produk dan teknologi pertahanan Rusia) merilis informasi terkait Sukhoi Su-35.
Perusahaan itu meyakinkan mampu memenuhi kebutuhan Indonesia akan pesawat tempur multiguna tersebut. Tidak hanya itu, Rosoboronexport menjanjikan siap memenuhi apapun permintaan Indonesia terkait Sukhoi Su-35.
"Kami yakini ini adalah pilihan terbaik untuk meningkatkan kemampuan tempur angkatan udara Indonesia," tulis Rosoboronexport seperti dikutip Zvezda, Senin (1/6/2020).
Dalam pemberitaan itu, Rosoboronexport turut menyinggung Amerika Serikat (AS). Menurut mereka, upaya AS menekan negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk membatalkan akuisisi Sukhoi Su-35 tidak dapat diterima dan merupakan "manifestasi dari kompetisi yang tidak adil". (*)