logo
×

Sabtu, 20 Juni 2020

Peta Pilpres 2024: Jika Anies Baswedan Wakili Kubu Prabowo, Siapa dari Poros Pendukung Jokowi?

Peta Pilpres 2024: Jika Anies Baswedan Wakili Kubu Prabowo, Siapa dari Poros Pendukung Jokowi?

DEMOKRASI.CO.ID - Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 masih jauh. Namun, sejumlah tokoh yang akan bersaing di bursa panas pilpres mendatang itu sudah mulai muncul.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan salah satu kandidat yang paling mungkin muncul sebagai salah satu kandidat. Jika Anies dicalonkan lewat partai pengusungnya di Pilkada DKI Jakarta, yaitu Partai Gerindra, maka peta persaingan pilpres bakal kembali menjadi dua poros besar dengan persaingan lama antara kubu Prabowo Subianto vs kubu Joko Widodo.

Kandidat dari kubu koalisi Jokowi pada dua kali pilpres, 2014 dan 2019, masih sangat dinamis. Selain dua kader PDIP yang sangat potensial, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir juga punya peluang besar. Hal itu dilihat dari kiprah Erick di kabinet Jokowi saat ini dan perannya pada Pilpres 2019 sebagai ketua tim kampanye.

Jika demikian, maka persaingan lama akan terulang kembali. Anies akan kokoh dari kubu Prabowo melawan kandidat yang muncul dari poros koalisi pendukung Jokowi.

Namun, Direktur Lembaga Indopolling, Wempy Hadir, punya prediksi lain. Wempy menilai Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sudah memiliki latar belakang yang tak bertolak belakang dengan PDI Perjuangan.

Hal itu dilihat dari komunikasi politik antara Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri pada 24 Juli 2019 lalu Prabowo. Prabowo dan Mega akan membangun poros pertama yang diisi Partai Gerindra dan PDI Perjuangan. Poros ini sudah cukup kuat dan dapat mengajukan pasangan sendiri dengan modal suara pada Pemilu 2019 lalu.

Lalu, Anies Baswedan akan muncul dari poros kedua. Poros ini akan diisi Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Jika ketiga partai ini berkoalisi, Anies sangat mungkin diusung sebagai capres. Selain Anies, kata Wempy Hadir, poros ini bisa mengusung tokoh alternatif seperti Susi Pudjiastuti dan Ridwan Kamil.

Meski begitu, nama Susi dan Ridwan tidak mudah diterima dalam kalkulasi politik saat ini karena berbagai pertimbangan. Pertama, PKS selalu mengajukan kandidat dari kader internal. Kedua, PKS dan PAN masih sulit bersatu tanpa pengaruh tokoh yang kuat seperti Prabowo. Namun, Anies bisa saja menyatukan keduanya.

Dari poros ketiga, menurut prediksi Lembaga Indopolling, bisa memunculkan nama Menteri BUMN, Erick Thohir. Selain Erick, poros ketiga ini bisa juga mengusung salah satu pimpinan partai dari koalisi. Misalnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto.

“Yang keempat adalah Erick Thohir, ya. Kita tahu bahwa Erick Thohir saat ini adalah menteri BUMN dan juga menjadi banyak perbincangan publik. Selain itu rekam jejak Erick Thohir juga cukup bagus di mata publik,” kata dia, dalam diskusi daring yang digelar Political and Public Policy Studies melalui Zoom, di Jakarta, Jumat (19/6).

Empat partai yang kemungkinan dapat mempertimbangkan untuk mendukung nama-nama di poros ketiga, menurut dia, adalah Partai Demokrat, PKB, dan Partai Golkar.

Dengan demikian, menurut dia, tiga poros bisa dipetakan sebagai berikut:

a. Poros Pertama, koalisi Gerindra-PDI Perjuangan, dan mungkin bersama PPP dengan bakal calonnya antara lain: Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini.

b. Poros kedua, koalisi Nasdem-PKS-PAN dengan bakal calonnya Anies Baswedan, Susi Pudjiastuti, dan Ridwan Kamil

c. Poros ketiga, koalisi Demokrat-PKB-Golkar dengan bakal calonnya Erick Thohir, Agus Yudhoyono, Muhaimin Iskandar, dan Airlangga Hartarto

Namun tentu, nama-nama itu masih sangat dinamis. Artinya masih ada potensi untuk melakukan penjajakan kerja sama atau koalisi lain menuju Pemilu 2024 yang berlangsung empat tahun lagi. []
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: