DEMOKRASI.CO.ID - Para akademisi dan aktivis diharapkan tidak tergoda dengan tawaran zona nyaman yang diberikan penguasa. Rayuan ini dianggap mampu memperlemah sikap kritis para akademisi dan aktivis.
"(Ada) Virus lama tapi terus diperbarui, apa itu? Yaitu virus yang mendatangkan zona nyaman," kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas dalam diskusi virtual YLBHI di Jakarta, Minggu, 14 Juni 2020.
Eks Ketua Komisi Yudisial itu mengungkapkan metode ini sering digunakan penguasa untuk membungkam para akademisi dan aktivis yang bersikap kritis. Biasanya, kata dia, zona nyaman itu berbentuk tawaran jabatan di pemerintahan.
"Diberi jabatan-jabatan yang enak dan nyaman. Misalnya komisaris, misalnya jubir (juru bicara), misalnya staf khusus," ungkap dia.
Dia mengingatkan tawaran tersebut hanya kenikmatan semu. Hal ini harus dihindari agar sikap kritis para akademisi dan aktivis tidak luntur.
"Kita berpihak saja pada (satu) pilihan yaitu memperkuat masyarakat sipil yang selama ini terus diperlemah oleh birokrasi," ujar mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. []